Peluang Budidaya Ikan Komet



ikan komet - termasuk ikan hias yang banyak mempunyai fandsnya. Hal ini sanggup dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan akseptor yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan ini merupakan yang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya di sembarang tempat, sanggup di tumbuhan air atau dijatuhkan begitu saja di dasar perairan.


Dalam budidaya Ikan komet jenis ikan ini termasuk rawan penyakit hal ini disebabkan lantaran kondisi air pada daerah pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius auratus-auratus) yaitu jenis ikan air tawar yang hidup si perairan dangkal yang airnya mengalir hening dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat lantaran keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya, komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil.

1. Persiapan wadah pemijahan
Untukl acara pembenihan ikan komet, wadah yang digunakan yaitu akuarium berukuran 60x40x40 cm dengan bentuk persegi panjang. Akuarium yang digunakan sebelumnya dibersihkan dengan memakai sabun kemudian dibilas dengan air tawar dan selanjutnya dijemur untuk menghilangkan jamur-jamur dan basil yang masih menempel.

Seperti kita ketahui bahwa air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat higienis dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini yaitu air yang berasal dari air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam, lantaran kemungkinan airnya mengandung zat-zat yang beracun yang akan menyebabkan dan menggangu budidaya ikan. Untuk itu perlu diendapkan. Air yang diendapkan diaerasi berpengaruh supaya kandungan oksigen yang ada di dalamnya bertambah. Air tersebut dimasukan ke dalam akuarium dengan ketinggian 30 cm, kemudian aerasi.

Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Makara telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat. Sehingga dalam kegaitan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat sebagai daerah menempelnya telur. Ada banyak jenis tumbuhan air yang sanggup digunakan sebagai substrat. Tanaman air tesebut dibagi kedalam dua kelompok yaitu tumbuhan tumbuh mengapung dan tumbuhan tumbuh didasar. Dalam acara praktik digunakan salah satu tumbuhan air dari dua kelompok tersebut. Tanaman air yang digunakan yaitu tumbuhan yang tumbuhnya mengapung ibarat enceng gondok (Eichornia crassipes).
Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu disuci-hamakan. Enceng gondok yang akan digunakan sebelumnya sudah direndam dalam larutan Methylin blue dengan takaran 100 ppm selama 5 – 10 menit. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari basil maupun pathogen. Setelah itu, barulah enceng gondok dimasukkan kedalam akuarium.

2. Memilih induk
Pemilihan induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada acara pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat gampang dilakukan pemilihan terhadap induk yang matang gonad. Pemilihan induk ikan komet sanggup dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :

Induk Jantan : Pada sirip dada terdapat bintik-bintik lingkaran menonjol dan jikalau diraba terasa kasar.
Induk Betina : Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jikalau diraba.

Induk yang telah matang jikalau diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih.

Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahan.

Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melaksanakan pemijahan sanggup ditandai dengan adanya tingkah laris dari kedua induk tersebut. Tingkah laris yang ditunjukkan yaitu saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laris ibarat ini maka sanggup diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam acara praktikum pemijahan ikan komet yaitu 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah dipemilihan selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan.

 termasuk ikan hias yang banyak mempunyai fandsnya peluang budidaya ikan komet3. Pemijahan Induk yang digunakan dalam acara ini dengan perbandingan 1:2 nduk yang digunakan dalam praktikum yaitu dengan perbandingan 1 : 2 ( ♀ : ♂). Induk jantan satu yang merupakan ikan koi dengan berat tubuh 93, 28 gr dan induk betina sebanyak dua ekor yang merupakan ikan komet, induk betina pertama mempunyai berat tubuh 72,96 gr dan induk betina yang kedua mempunyai berat 42,97 gr. Induk ini kemudin dimasukkan dalam akuarium yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan enceng gondok sebagai substrat. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari. Induk dimasukkan pada sore hari, biasanya besok sudah menempel pada enceng gondok.

4. Penetasan telur

Penetasan telur dilakukan pada akurium pemijahan langsung. Karena ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya maka, sehabis proses pemijahan selesai dan telur sudah menempel pada substrat induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan dari dalam akuarium. Hal ini dilakukan biar induk ikan komet tidak memakan telur yang telah dikeluarkan tersebut.

Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, sehabis menetas kemudian enceng gondok diangkat dari dalam akuarium. Selain itu, perlu dilakukan perhitungan akan larva yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh larva sebanyak 5999 ekor. Larva yang gres menetas belum diberi makan hingga berumur 2 – 3 hari lantaran masih mempunyai persediaan masakan pada yolk sac-nya (kuning telur).

5. Pemeliharaan Larva

Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, kondisinya masih lemah, tetapi sudah mulai berguru memperoleh masakan dari luar tubuhnya. Untuk itu, perlu disediakan masakan yang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko maut benih.

Bak pendederan harus higienis dan sudah dikeringkan dibawah sinar matahari selama 1-2 hari untuk membunuh bibit parasit. Selanjutnya tebarkan pupuk sangkar berupa kotoran ayam 500 g/m². Sementara air dialirkan, pupuk diaduk-aduk hingga betul-betul larut dan pertahankan ketinggian air dalam kolam hingga 30 cm. Dua hari sehabis pemupukan, bibit kutu air ditanam dan dibiarkan selama 5 hari biar tumbuh dan berkembang biak. Setelah itu, larva komet dari kolam penetasan siap dilepas ke dalam kolam pemeliharaan.

Pemberian masakan embel-embel diharapkan sehabis 15 hari pemeliharaan. Memasuki pemeliharaan 15 hari kedua harus ada anutan air masuk, apalagi sehabis masakan embel-embel mulai diberikan. Genap di usia sebulan, anak komet mulai tampak bentuk aslinya. Badannya bulat, ekor dan kadang warna dari sebagian anak komet sudah keluar. pemilihan awal ditujukan untuk menentukan ikan yang mempunyai ekor persis sama ibarat ekor indukya, kemudian bentuk tubuh dan ukurannya. Bisa terjadi, dari hasil pemilihan ini diperoleh beberapa kelompok anak komet berlainan ukuran serta kualitasnya, termasuk kelompok anak komet yang harus disingkirkan.

Pembenihan Ikan Komet

Pemilihan Induk
Induk ikan komet yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam daerah yang terpisah antara jantan dan betina biar pertumbuhan induk ikan opimal dan tidak terjadi perkawinan yang tidak diinginkan. Pemilihan induk ikan komet sanggup dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :

Tanda Induk Ikan komet Jantan
o Pada sirip dada terdapat bintik-bintik lingkaran menonjol dan jikalau diraba terasa kasar.
o Induk yang telah matang jikalau diurut pelan kearah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih

Induk ikan komet Betina
o Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jikalau diraba.
o Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahann Jika diurut, keluar cairan kuning bening.

Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melaksanakan pemijahan sanggup ditandai dengan adanya tingkah laris dari kedua induk tersebut. Tingkah laris yang ditunjukkan yaitu saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laris ibarat ini maka sanggup diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan.

Pemijahan ikan komet
Sebenarnya pemijahan ikan komet sanggup terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan ini memijah pada awal ekspresi dominan hujan, lantaran adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam hingga tamat fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan komet aktif mencari daerah yang rimbun, ibarat tumbuhan air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai daerah menempel telur sekaligus membantu perangsangan saat terjadi pemijahan.

Penetasan
Penetasan pada pemijahan ikan komet sanggup dilakukan di media pemijahan dan sanggup dilakukan dengan mengganti air media pemijahan sebanyak ¼ pecahan dari total air pemijahan. Kualitas air yang baik untuk penetasan telur ikan komet yaitu suhu maksimal 27-290C, oksigen 5-6 ppm, pH 6,5-7,0 dengan kecerahan yang bersih. Penetasan telur ini juga sanggup ditambahkan dengan heater untuk mengoptimalkan suhu.

Perkembangan Telur
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan peleburan ovum (sel telur) dengan spermatozoa (sel sperma), dan dihasilkan zigot. Zigot akan bermitosis terus-menerus. Fase-fase perkembangan zigot melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Stadium Morula
Pada perkembangan awal, zigot membelah menjadi 2, kemudian 4, 8, dan seterusnya membentuk suatu wujud ibarat buah murbei yang disebut morula. Morula mengandung banyak sel hasil mitosis yang berkumpul menjadi satu kesatuan.

b. Stadium Blastula
Dari morula menjadi blastula. Dalam tahap ini masih berlangsung proses pembelahan sel sehingga terbentuk suatu rongga pada pecahan tengah yang disebut blastosol.
 termasuk ikan hias yang banyak mempunyai fandsnya peluang budidaya ikan komet

c. Stadium Gastrula
Dari blastula menjadi gastrula. Dalam tahap ini terjadi pembentukan lubang lekukan (blastopor) yang mempunyai dua lapisan. Selanjutnya, sel-sel pecahan permukaan lapisan ektoderm mengalami pelekukan ke dalam (invaginasi). Sel-sel tersebut mengisi ruang antara ektoderm dan endoderm membentuk lapisan mesoderm.

d. Organogenesis (Pembentukan Organ)
Pada tahap ini terjadi diferensiasi (perkembangan sel-sel membentuk struktur dan fungsi khusus) dari: 1) Ektoderm menjadi kulit, sistem saraf, hidung (alat-alat indra), anus, kelenjar-kelenjar kulit, dan mulut. 2) Mesoderm menjadi tulang, otot, ginjal, jantung, pembuluh darah, dan alat kelamin. 3) Endoderm menjadi kelenjar-kelenjar yang mempunyai korelasi dengan alat pencernaan, paru-paru, dan alat-alat pencernaan. Setelah organogenesis selesai, selanjutnya penyempurnaan embrio menjadi fetus yang telah siap dilahirkan (larva ikan). ***

0 Response to "Peluang Budidaya Ikan Komet"

Post a Comment