Apa Puncak Tertinggi Karir Seorang Blogger?



Akhirnya menulis lagi untuk Blogooblok. Saya yakin sudah tiada yang rindu. Terlalu usang blog ini teronggak, tidak terurus dan aku agarkan berkelana sendiri. Seperti air, ia mencari jalannya sendiri. Mentok paling-paling bakal jadi kubangan.

Yup. Im Back.

Tapi aku kembali dengan satu pertanyaan besar. Apa bergotong-royong puncak karir seorang blogger?. Mungkin ada yang menilai, kesannya aku pasrah. Apakah Blogooblok seterpuruk itu hingga pertanyaan sinis itu muncul. Bisa ya, bisa tidak. Tergantung melihatnya dari mana.

Makara begini. Sejak Blogooblok aku buat (masih dalam bentuk blogspot) 4 tahun 284 hari yang lalu. Tepatnya 22 Februari 2014 silam. Telah tercipta 346 postingan yang tayang. 347 dengan yang kau baca dikala ini.

Sepanjang perjalanan Blogooblok ada masa aku benar-benar down. Tidak bisa menulis dan berbuat banyak. Selain biaya yang terus keluar. Untuk kopi dan wifi di cafe-cafe. Hingga membayar domain setiap tahun. Jika dihitung jumlahnya memang tidak seberapa. Tapi tetap mengempeskan kantong.

Ada pula masa-masa aku sangat bahagia. Ketika seseorang tiba dan berkomentar kemudian saya berdiskusi panjang lebar. Saya merasa dibutuhkan. Apa yang aku tuliskan memberi manfaat. Minimal jadi materi diskursus orang-orang.

Total, sudah 917 komentar yang aku tayangkan di blog ini. Banyak juga yang risikonya aku buang di spam. Rata-rata tercipta 2.000 tampilan halaman (pageviews) perhari. Dengan total Pageviews all time menurut laporan di dasbor sebanyak 4.506.495 kali. Ingat, ini posisi per hari ini.


Kalau mengintip laporan Google Analytics, jumlah tampilan halaman sepanjang waktu tidak jauh berbeda. Tapi user atau pengunjung yang sudah singgah di Blogooblok mencapai 1.981.885 orang. Dengan durasi rata-rata mereka membaca postingan selama 1 menit 49 detik. Bounce Rate-nya pun lumayan sangat, bercokol di 68.77%.


Data-data itu bisa saja berbohong. Tapi berbohong pun tiada gunannya. Karena kalau harus membandingkan dengan blog lainnya, capaian Blogooblok masihlah cetek. Masih dalam kategori blog pemula.

Namun jikalau ditanya, apakah aku bangga. Tentu gembira dong. Tapi belum tentu aku puas. Jika melihat setrik seksama data-data di atas, bakal sangat kelihatan kalau 2017 jadi tahunnya Blogooblok. Andaikan sukses itu dinilai dari trafik, maka tahun itu sangat cemerlang. Karena memang aku menongkronginya.

2018 menyerupai mati suri. Karena berkomitmen itu ternyata sungguh sulit. Mungkin itu pula yang membuat banyak orang terus menjomblo.

Sebenarnya, aku selalu ingin pulang ke sini. Menulis yang banyak. Berbagi pengalaman. Berbagi pengetahuan. Memberi aba-aba dan sebagai-sebagainya. Nyatanya, jadi blogger full time itu tidak mudah. Alhasil aku harus mengambil job di tempat lain.

Membagi waktu di dunia kerja dan blogging susah susah gampang. Walau nyatanya job yang aku ambil juga masih ada kaitannya dengan internet. Tapi yang sering membuat aku urung menulis di sini yakni para pembajak. Mereka terus berkeliaran dan tak mengenal ampun. Mereka menyerupai permen karet yang sekali melekat di rambut susah hilangnya.

Tapi agarlah. Itung-itung sedekah pengetahuan kepada mereka. Pun kalau risikonya Maknakel yang diambil dari sini lebih terkenal itu baik untuk dia. Pesan aku hanya satu, jangan lupa bersedekah.

Selain para pembajak yang tak kalah mengganggu saya, yakni soal penghasilan. Saya tidak menyerupai blogger kebanyakan yang bisa praktis beternak blog. Dulu sempat mencoba. Ternyata sulit. Membuat karya itu tidak mudah. Untuk satu postingan ini saja aku menghabiskan satu jam lebih.

Mungkin mendapatkan banyak iklan jadi solusi. Memang proposal tiba dari banyak kawasan. Dengan penawaran yang menggiurkan. Tapi konten yang mereka ejekan tidak menyenangkan saya. Banyak yang aneh-aneh. Situs pembesar apalah, hingga mesin uang yang katanya bisa memperkaya dalam semenit.

Dude. It's not easy to make money.

Saya telah menjalani blogging semenjak 2005 dan belum kaya-kaya juga hingga sekarang. Entah sudah berapa banyak mesin uang yang katanya bisa memperkaya dalam waktu singkat. Nyatanya, itu hanya bualan. Kalau tidak kerja keras dan cerdas, gunung yang tinggi tidak bakal terdaki.

Karena alasan itupulalah yang mengilhami aku menulis ini. Mempertanyakan, puncak karir sebagai blogger. Apakah duit bisa jadi ukuran kesuksesan seorang blogger. Atau ada bentuk lain dari puncak karir itu.

Mengapa aku menanyakan itu, alasannya rata-rata postingan yang terkenal di Blogooblok selalu ada kaitannya dengan uang. Saya lama-lama berpikir, benarkan blog ini hanya jadi ladang mencari uang. Bukan lagi untuk mengembangkan pengetahuan atau pengalaman.

Atau memang sudah seterpuruk itu pikiran kita kala membangun blog. Yang dahulu diciptakan yakni gimana menghasilkan uang. Bukan gimana membuat karya yang mengedukasi dan membantu memecahkan problem banyak orang.

Karena jikalau demikian, aku bakal semakin sulit menjawab pertanyaan puncak karir seorang blogger. Ujung-ujungnya pastilah income, tapi pengalaman harusnya lebih diutamakan. Kalau banyak blogger yang risikonya jadi penulis besar, pembitrik sana sini atau bahkan jadi andal dibidangnya, itu sungguh luar biasa.

Tapi bagi aku semua pertanyaan itu masih sumir. Akan kemana Blogooblok?.

Saya pernah menulis ihwal potensi blog yang kita buat 10 tahun kemudian. Itu 2016 lalu. Kala itu aku menganggapnya sebagai investasi di masa depan. Bisa jadi bakal bernilai sangat tinggi ketika masanya tiba. Tapi segala yang dimasa depan masihlah misteri.

Saya mungkin bakal mengubah banyak hal ihwal konten di blog ini. Tidak melepaskan wajah usang ihwal blogging. Tapi sedikit berekperimen dengan konten yang lain. Tentang apa saja. 2019 bakal segera datang. Kita bersua di waktu itu.

Kembali pada pertanyaan semula, aku yakin setiap orang punya jawabannya sendiri-sendiri. Tidak ada jenjang karir yang niscaya untuk blogger. Tapi capaian tentu saja bisa berbeda-beda. Kalau mau mendengar nasihat saya, "blogger itu bukan jalan pintas, jalani saja kalau kau melihat ada kebaikan di sana." Begitu. 


0 Response to "Apa Puncak Tertinggi Karir Seorang Blogger?"

Post a Comment