LARANGAN MENGHINA SESAMA
Bismillaahirrahmaanirrahiimi
Assalamualaikum Warahmatullai Wabarkaatuh
#Oleh: Abu Samah Al-Hafidz
Wahai saudaraku dan saudariku janganlah diantara kalian saling mengejek dan dan merendahkan sesama sebagaimana Firman Allah SWT;
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang pria merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan yakni (panggilan) yang buruk setelah iktikad dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Surah Al Hujuraat : 11)
Allah SWT melarang kita untuk menghina orang lain yakni dengan meremehkan dan mengolok-olok. Sebagaimana yang disebutkan Hadits shahih dari Rasulullah SAW ia bersabda:
“Takabbur yakni menentang kebenaran dan meremehkan (merendahkan) manusia” (HR Muslim).
Makna yang dimaksud yakni menghina dan meremehkan orang. Perbuatan tersebut diharamkan, alasannya yakni barangkali orang yang tersebut mempunyai kedudukan yang lebih tinggi di hadapan Allah SWT dan lebih dicintai Allah SWT daripada orang yang menghina. Karena itulah Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olokkan)" Secara nash larangan tersebut ditujukan kepada lelaki dan dilanjutkan untuk kaum wanita.
Allah SWT melarang kita untuk menghina orang lain yakni dengan meremehkan dan mengolok-olok. Sebagaimana yang disebutkan Hadits shahih dari Rasulullah SAW ia bersabda:
“Takabbur yakni menentang kebenaran dan meremehkan (merendahkan) manusia” (HR Muslim).
Makna yang dimaksud yakni menghina dan meremehkan orang. Perbuatan tersebut diharamkan, alasannya yakni barangkali orang yang tersebut mempunyai kedudukan yang lebih tinggi di hadapan Allah SWT dan lebih dicintai Allah SWT daripada orang yang menghina. Karena itulah Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olokkan)" Secara nash larangan tersebut ditujukan kepada lelaki dan dilanjutkan untuk kaum wanita.
Selanjutnya Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kau mencela dirimu sendiri," yakni janganlah kalian mencela orang lain. Pengumpat atau orang yang mencela yakni orang-orang tercela dan terlaknat sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut, "Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” (QS. Al-Humazah: 1)
Al-hamz yakni celaan dengan perbuatan sedangkan al-lamz yakni celaan dengan lisan. Sebagaimana firman-Nya, "Yang banyak mencela yang kian kemari menghambur fitnah" (QS. Al-Qalam: 11)
yakni meremehkan dan mencela orang lain secara melampaui batas kesana kemari seraya menghambur fitnah dan mengadomba dengan lisan. Karena itulah dalam surat ini, Allah Ta' ala berfirman, “Dan janganlah kau mencela dirimu sendiri” Semakna dengan firman Allah SWT, "Dan jangalah kalian membunuh diri kalian sendiri." (QS. An-Nisaa': 29)
Firman Allah SWT, "Dan janganlah kau memanggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk." Yakni, jangalah kalian saling memanggil dengan julukan yang tidak baik untuk didengar.
Firman Allah SWT, "Dan janganlah kau memanggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk." Yakni, jangalah kalian saling memanggil dengan julukan yang tidak baik untuk didengar.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Jubairah bin adh Dhahak, ia berkata: "Firman Allah: "Dan janganlah kau panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk," turun untuk kami Bani Salamah." Abu Jubairah melanjutkan, "Ketika Rasulullah SAW datang di Madinah, kala itu setiap orang mempunyai dua atau tiga nama. Siapa yang memanggil, nama-nama itulah yang dipakai. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, sebetulnya dia akan murka dengan nama itu. Kemudian turunlah ayat, "Dan janganlah kau panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk” (HR Ahmad). Hadits yang sama juga diriwayatkan oleh Abu Dawud. (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Qurthubi)
FIrman Allah, “Dan barangsiapa yang tidak bertaubat,” dari kebiasaan tersebut, “Maka mereka itulah orang-orang yang zhalim”.
(Ringkasan Tafsir Imam Al Qurthubi).
FIrman Allah, “Dan barangsiapa yang tidak bertaubat,” dari kebiasaan tersebut, “Maka mereka itulah orang-orang yang zhalim”.
(Ringkasan Tafsir Imam Al Qurthubi).
Dibawah ini yakni hadits-hadits Rhasulullah shallahu’alaihi wasallam yang melarang menghina sesama:
1. Abi Hurairahra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Jauhilah olehmu berprasangka. Sebab berprasangka yakni sejelek-jelek pembicaraan. Janganlah kau saling mencari kejelekan orang lain, janganlah saling bermegah-megahan, dan janganlah saling dengki mendengki. Janganlah saling mengumbar emosi, dan janganlah saling menjauhi. Jadilah kau hamba-hamba Allah yang bersatu dan bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu. Seorang muslim dengan muslim lainnya yakni bersaudara, yang di antara mereka dihentikan saling menganiaya, saling menghina, dan saling naeremehkan. Taqwa yakni di sini (sambil Rasulullah memberi isyarah ke arah dada). Cukuplah seorang muslim dikatakan melaksanakan kejelekan apabila dia menghina sesama muslim. Seorang muslim dengan muslim lainnya harus saling menjaga darah, kehormatan, dan harta kekayaannya.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Muslim).
2. Sahabat Ibnu Mas’ud ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Mencaci maki seorang muslim yakni perbuatan fasik, sedang membunuh seorang muslim yakni tindak kekufuran.” (HR. Bukhari dan MusUm).
3. Samurah bin Jundub ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Janganlah kau saling melaknati dengan laknat Allah, dengan kemurkaan Allah, dan jangan pula kau saling melaknati dengan siksa neraka.” (HR. Abu Dawud dan Urmidzi, dan dia berkata bahwa hadis ini hasan shahih).
4. Abi Darda’ ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Apabila seseorang melaknati sesuatu, maka laknat itu akan naik ke langit lalu seluruh pintu-pintu langit dikunci. Lalu laknat itu mengambil posisi ke kanan dan ke kiri. Bila tidak ada daerah kosong, maka laknat itu akan kembali kepada orang yang dilaknati bila dia pantas untuk mendapat laknat Tetapi bila orang yang dilaknati tidak pantas mendapatkan laknat, maka laknat itu akan kembali kepada orang yang mengucapkan laknat tersebut.” (HR. Abu Dawud).
5. Abu Bakar ra menegaskan, bahwa di dalam khutbah pada waktu haji Wada’ Rasulullah saw telah bersabda: “Sesungguhnya darah dan kehormatanmu yakni terpelihara sebagaimana mulianya hari Arafahmu, bulan Dzulhijahmu, dan tanah sucimu Makkah ini. Ingatlah, belumkah saya memberikan khabar yang demikian?” (HR. Bukhari).
6. Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Setiap muslim terhadap muslim lainnya harus saling memelihara darah, kehormatan, dan harta kekayaannya.” (HR. Muslim dan tirmidzi).
7. Aisyah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda kepada para sahabat:” Adakah kau mengetahui apakah riba yang paling besar di sisi Allah?” Jawab mereka: “Allah dan Rasul- Nya lebih mengetahui.” Lalu Rasulullah bersabda: “Riba paling besar di sisi Allah yakni merampas kehormatan seorang muslim.” Kemudian Rasulullah saw membaca ayat: “Dan barang orang yang menyakiti orang-orang beriman pria dan orang-orang beriman perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat” (HR. Abu Ya’la, sedang sanadnya yakni sanad yang shahih).
8. Sa’id bin Zaid ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Sebagian dari riba yang paling besar yakni melecehkan kehormatan seorang muslim tanpa adanya hak.” (HR. Abu Dawud). Wallahu’alam.
“Semoga goresan pena ini bermanfaaf bagi kita semua Aamiin”
0 Response to "Larangan Menghina Sesama"
Post a Comment