Kesyirikan Jahiliyah Makkah Pertama Kali

بِسْـــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

# KESYIRIKAN JAHILIYAH MAKKAH..

Ada seorang lelaki dari kalangan Arab yang berjulukan ‘Amr bin Luhai. Ia ialah seorang dukun. Ia menguasai Mekah dan mengusir Jurhum dari Mekah , lantas ia menjadi pelayan Ka’bah. Ia lah orang yang pertama kali menyeru masyarakat Arab untuk menyembah berhala.

Pendapat ini disebutkkan oleh hampir seluruh kitab-kitab tarikh, riwayat, dan siroh. Pendapat ini mempunyai dalil yang banyak, di antaranya : Disebutkan dalam hadits nabi secara terang dan shahih wacana penisbatan terjadinya kesyirikan kepada orang ini (‘Amr bin Luhai), di antara hadits-hadits yang begitu terang ialah :

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ أَوَّلَ مَنْ سَيَّبَ السَّوَائِبَ وَعَبَدَ الْأَصْنَامَ أَبُو خُزَاعَةَ عَمْرُو بْنُ عَامِرٍ وَإِنِّي رَأَيْتُهُ يَجُرُّ أَمْعَاءَهُ فِي النَّارِ » [أخرجه أحمد]

“Sesungguhnya yang pertama kali menciptakan hukum wacana Saaibah dan menyembah berhala ialah Abu Khuza’ah ‘Amr bin ‘Amir, dan sungguh saya melihatnya di neraka sedang menyeret ususnya“.
[HR. Ahmad dalam al-Musnad : 1/446 dengan nomor. 4258].

Hadits ini shahih lighoirihi, walaupun sanad hadits ini lemah alasannya ialah lemahnya ‘Amr bin Majma’ as-Sukuni, dan alasannya ialah kurang kuatnya Ibrahim al-Hijri.
Dan al-Haitsami mengeluarkannya dalam kitabnya Majma’ az-Zawaid. Beliau mengatakan, “Diriwayatkan oleh Ahmad dan dalam sanadnya ada Ibrahim al-Hijri, ia seorang yang lemah”. Tidak disebutkan lemahnya ‘Amr bin Majma’ as-Sukuni. Hadits di atas tanpa ada pemanis (dan menyembah berhala) mempunyai penguat dari hadits Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu di sisi Ahmad, al-Bukhari, dan Muslim dengan lafal, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ عَامِرِ بْنِ لُحَيٍّ الْخُزَاعِيَّ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ وَكَانَ أَوَّلَ مَنْ سَيَّبَ السَّوَائِبَ » [أخرجه مسلم]

“Aku melihat ‘Amr bin ‘Amir al-Khuza’i menyeret ususnya di neraka. Ia ialah orang yang pertama kali menciptakan hukum wacana Saaibah“.
Masih ada penguat lain di sisi al-Bukhari yang berasal dari hadits ‘Aisyah radiyallahu ‘anha. Adapun sabda beliau, “Menyembah berhala”, mempunyai penguat-penguat lain yang akan diterangkan kemudian.

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam as-Siroh al-Kubro senada yang disebutkan oleh al-Hafidz dalam Fathul Bari.
Al-Hafidz  Ibnu Hajar mengatakan, “Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari jalan Muhammad bin Ibrahim at-Taimi dari Abu Sholeh (yaitu dari Abu Hurairah) lebih tepat dari yang ini. Lafalnya, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan kepada Aktsam bin al-Jun;

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ عَامِرٍ الْخُزَاعِيَّ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ, لأَنه أولُ مَن غير دِين إسماعيل , فَنَصبَ الأوثَان وسَيب السَوائب وبَحر البَحيرة, ووَصلة الوَصِيلة , وحَمى الحَامي » [أخرجه البخاري]

“Saya melihat ‘Amr bin Luhai menyeret ususnya di neraka. Karena ia merupakan orang yang pertama kali mengubah agama Isma’il. Kemudian membawa berhala (untuk disembah), dan menetapkan hukum onta saaibah, bahiirah, wasiilah, dan ham“.
[Ibnu Hajar dalam al-Fath : 6/549].

Seperti inilah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hajar dari as-Siroh al-Kubro milik Ibnu Ishaq. Namun berbeda sedikit dengan yang ada dalam as-Siroh milik Ibnu Hisyam, dan Ibnu Katsir. Perbedaan lafalnya sebagai berikut :

Muhammad bin Ishaq mengatakan, “Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits at-Taimi, bahwa Abu Sholeh as-Saman mengabarkan kepadanya bahwa ia mendengar  Abu Hurairah mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Aktsam bin al-Jun al-Khuza’i;

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يا أكثم ! رأيت عمرو بن لحي بن قمعة بن خندق يجر قصبه في النار, فما رأيت رجلا أشبه برجل منك به ولا بك منه. فقال أكثم: عسى ألا يضرني شبهه يا رسول الله. قال: لا, أنك مؤمن وهو كافر, إنه كان أول من غير دين إسماعيل, فنصب الأوثان وبحر البحيرة وسيب السائبة, ووصلة الوصيلة وحمى الحامي » [أخرجه إبن هشام في السيرة]

“Wahai Aktsam ! Aku melihat ‘Amr bin Luhai bin Qam’ah bin Khondaf menyeret ususnya di neraka. Tidaklah saya melihat seorang lelaki yang lebih menyerupai dengannya daripadamu dan lelaki yang menyerupai denganmu kecuali dia“. Kemudian Aktsam mengatakan, “Akankah kemiripan itu memudharatkanku wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “Tidak, alasannya ialah engkau mukmin dan ia kafir. Sesungguhnya ia orang yang pertama kali merubah agama Isma’il. Kemudian membawa berhala (untuk disembah), dan menetapkan hukum onta saaibah, bahiirah, wasiilah, dan ham“
[Ibnu Hisyam dalam as-Siroh : 78, 79. Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah : 2/189. Dan dalam tafsir : 2/107. Abu ‘Ashim dalam al-Awail : 192. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Jarir dari jalan Ibnu Ishaq : 5/7/56. Lihat Ighatsatul Lahafan karangan Ibnul Qoyyim : 2/623. Ibnu Hajar telah salah dalam Fathul Bariy : 8/285 ketika menisbahkan riwayat ini kepada Muslim dalam shahihnya dari Abu Hurairah dengan riwayat Ibnu Sholeh darinya. Dan tidak ada dalam Shahih Muslim].

Abu Ishaq as-Sabi’i mengikuti Ibnu Ishaq pada Ibnu Jarir ath-Thabari dalam riwayat ini. Kemudian al-Hafidz mengatakan, “Terjadi pada kami ‘uluw (tinggi) dalam pengetahuan”. Dan di sisi Ibnu Mardawaih dari jalan Suhail bin Abu Sholeh diriwayatkan senada dengan riwayat tadi.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dengan sanadnya dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « عُرِضت عليَّ النار, فرأيت فيها عمرو بن فلان بن فلان بن خندف يجرّ قصْبه في النار, وهو أوّل من غيَّر دين إبراهيم, وسيب السائبة, وأشبه من رأيت به أكثم بن الجون! » [أخرجه الطبري في تفسيره ]

“Ditampakkan neraka kepadaku, kemudian di sana saya melihat ‘Amr bin fulan bin fulan bin fulan bin Khondaf menyeret ususnya di neraka. Ia ialah orang yang pertama kali mengubah agama Ibrahim, dan menciptakan hukum wacana onta saaibah. Orang yang kulihat paling menyerupai dengannya ialah Aktsam bin al-Jun“. al-hadits.
[Ath-Thabariy : 5/7/56. Lihat tafsir Ibnu Katsir : 2/107].

Diriwayatkan juga oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak  dengan sanad ini (saya maksudkan dari jalan Muhammad bin ‘Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu) dan di dalam riwayat tersebut Nabi mengatakan;

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « وهو أوّل من سيب السائبة وغيَّر دين إبراهيم  وأشبه من رأيت به أكثم بن أبي الجون» [أخرجه الحاكم ]

“Ia ialah orang yang pertama kali menetapkan hukum wacana onta saaibah, dan mengubah perjanjian Ibrahim ‘alaihis salam. Orang yang kulihat paling menyerupai dengannya ialah Aktsam bin al-Jun“. al-hadits.
[Al-Hakim, al-Mustadrak : 4/605 nomor 8789. Ada juga dalam al-Awail milik Ibnu Abi ‘Ashim nomor 192].

Kemudian Beliau mengatakan, “Ini ialah hadits shahih di atas syarat Muslim dan tidak diriwayatkan olehnya”. Imam adz-Dzahabi menuturkan, “Shahih di atas syarat Muslim, dan hadis tersebut hasan dengan sanad yang ini”.

Al-Hakim mengeluarkan dari hadits Abdullah bin Muhammad bin ‘Uqail dari ath-Thufail bin Ubai bin Ka’ab dari bapaknya (Ubai bin Ka’ab, pent) secara marfu’ darinya, dalam hadits terdapat redaksi Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رأيت فيها عمرو بن لحي يجر قصبه في النار، وأشبه من رأيت به معبد بن أكثم بن الخزاعي. فقال معبد: يا رسول الله، أتخشى علي من شبهه، فإنه والدي . فقال: لا، أنت مؤمن وهو كافر وهو أول من حمل العرب على عبادة الأصنام » [أخرجه الحاكم ]

“Dan saya melihat ‘Amr bin Luhai di neraka sedang menyeret ususnya. Orang yang kulihat paling menyerupai dengannya ialah Ma’bad bin Aktsam al-Khuza’i. Ma’bad mengatakan, “Wahai Rasulullah apakah engkau mengkhawatirkan kemiripanku dengannya, bersama-sama ia ialah nenek moyangku?. Rasulullah menjawab, “Tidak, engkau mukmin sedangkan ia kafir. Ia ialah orang yang pertama kali membawa masyarakat Arab untuk menyembah berhala“.

Al-Hakim mengomentari, “Hadits ini isnadnya shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim”. Ucapan ia disetujui oleh Imam adz-Dzahabi. Akan tetapi yang tepat derajat hadits ini ialah hasan. Karena Abdullah bin Muhammad bin ‘Uqail diperselisihkan. Ia seorang yang hasan haditsnya insya Allah.
Ath-Thabarani meriwayatkan dalam al-Kabir dan al-Ausath dari Ibnu Abi Dzi’b dari Sholeh maula at-Tauamah dari Ibnu Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أوّل من غيَّر دين إبراهيم ، عمرو بن لحي بن قمعة بن خندق أبو خزاعة » [أخرجه الطبراني ]

“Orang yang pertama kali mengubah agama Ibrahim ialah ‘Amr bin Luhaiy bin Qam’ah bin Khondaf Abu Khuza’ah“.
[Ath-Thabaraniy dalam al-Mu’jam al-Kabir nomor 10808. Dalam al-Mu’jam al-Ausath nor 202].

Al-Haitsamiy mengomentari dalam Majma’ az-Zawaid;  “Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dalam al-Kabir dan al-Ausath, dalam sanadnya ada Sholeh Maula at-Tauamah, ia dinilai lemah alasannya ialah bercampur hafalannya, dan Ibnu Abi Dzi’b mendengar darinya sebelum tercampur hafalannya. Hadits ini termasuk riwayah Ibnu Abi Dzi’b darinya. Sanad hadits ini minimalnya hasan sebagaimana dhahirnya.
Al-Hafidz Ibnu Jarir ath-Thabari meriwayatkan dalam tafsirnya dari Zaid bin Aslam, ia berkata, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إني لأعرف أوّل من سيب السوائب، وأوّل من غيَّر عهد إبراهيم! قالوا: من هو، يا رسول الله. قال: عمرو بن لُحَيّ أخو بني كعب، لقد رأيته يجرّ قُصْبه في النار ، يؤذي ريحه أهل النار » [أخرجه الطبري]

“Sesungguhnya saya mengetahui orang yang pertama kali menciptakan hukum wacana onta saaibah, dan orang yang pertama kali mengubah perjanjian (agama, pent.) Ibrahim”. Para sobat bertanya, “Siapakah ia wahai Rasulullah?. Rasulullah menjawab, “Amr bin Luhaiy, saudara Bani Ka’ab. Sungguh saya melihatnya sedang menyeret ususnya di neraka, baunya mengganggu penduduk neraka“. Al-Hadits.
[Ath-Thabari dalam tafsirnya : 5/7/56. Ibnu Katsir dalam tafsirnya : 2/107].

Hadits ini berasal dari jalan ‘Abdurrazak dari Ma’mar dari Zaid bin Aslam, dan ia mursal.
Al-Fakihi meriwayatkan dari jalan ‘Ikrimah secara mursal. Semisal dengan hadits Ibnu Abbas yang telah lewat. Dalam redaksinya, “Miqdad bertanya, “Wahai Rasulullah! siapakah Amr bin Luhaiy? Rasulullah menjawab, “Bapak mereka orang-orang dari perkampungan Khuza’ah“.

Ibnul Mundzir mengeluarkan hadits dari Abu Sa’id al-Khudriy, ia berkata; “Rasulullah shalat mengimami kami hingga ia mengatakan,

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « ورَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ عَامِرٍ بن لحي يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ ، وهو الذي سَيب السَوائب وبَحر البَحيرة ونصب الأوثان و غير دِين إسماعيل » [أخرجه ابن منذر]

“Aku melihat Amr bin Luhai sedang menyeret ususnya di neraka. Ia ialah orang yang menciptakan hukum wacana onta saaibah, bahiirah, dan membawa berhala, serta mengubah agama Isma’il“.
[Cermati yang disebutkan oleh as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur : 2/338. Ketika menisbatkan kepadanya].

Maksudnya ialah seluruh riwayat-riwayat ini  menunjukkan bahwa Amr bin Luhai -semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla melaknatnya- telah memprakarsai bid’ah bagi mereka dalam perkara ibadah yang berakibat berubahnya agama al-Kholil (Ibrahim, pent.), kemudian diikuti oleh masyarakat Arab kala itu. Maka mereka telah sesat dengan kesesatan yang jauh, nyata, jelek serta mengerikan. Ini dari sisi riwayat-riwayat hadits.
Kemudian pendapat ini ditopang oleh hadits shahih ialah pendapat yang disebutkan oleh kebanyakan mahir tafsir, mahir hadits dan pakar sejarah. Ini merupakan pendapat Ibnu Ishaq, Ibnu al-Kalbi, Ibnu Hisyam, Imam ath-Thabari, al-Mas’udi, as-Suhaili, al-‘Askari, asy-Syihristani,  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim, al-Hafidz Ibnu Katsir, as-Suyuthi, ash-Shalihi, Syaikh Imam Muhammad bin Abdulwahhab, al-Alusi, dan selain mereka.

Sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa syair-syair Arab. Di antaranya :
Syair yang didendangkan oleh anggota suku Jurhum (Jurhumi) yang dahulu berpegang teguh pada agama hanifiyah (Ibrahim);

Wahai Amr janganlah kamu buat kedzaliman di Mekah negeri yang suci
Tanyakan kepada kaum ‘Ad dimanakah mereka, dan kepada makhluk-makhluk yang telah binasa.

Syair yang didendangkan oleh sebagian suku Jurhum ketika Amr bin Luhai melampaui batas dengan meletakkan berhala di sekitar Ka’bah, dan memaksa masyarakat Arab untuk menyembahnya, yang mengancam agama hanifiyah;

Wahai Amr telah engkau buat yang kuasa yang berbilang dengan menghadirkan berhala di Mekah sekitar Ka’bah.
Dahulu Ka’bah hanya mempunyai satu yang kuasa yang abadi, akan tetapi engkau menjadikannya berbilang di kalangan manusia.
Sungguh engkau tahu bahwa Allah dalam waktu yang tepat, akan menentukan orang yang menjaga Ka’bah sesudah engkau.
 Begitu juga didukung dengan adanya atsar yang menguatkan riwayat ini, bahwa masyarakat Arab mencatat sejarah pembangunan Ka’bah oleh Ibrahim, senantiasa menyerupai itu hingga mereka berpencar-pencar dan keluar dari Tihamah. Sampai berlalunya waktu mereka mencatat kepemimpinan ‘Amr bin Rabi’ah yang tersohor dengan Amr bin Luhai (Ialah yang dikatakan telah mengubah agama Ibrahim, dan membawa berhala Hubal dari kota Balqa’, dan perbuatan Isaf dan Nailah zaman Sabur Dzil Aktaf.

Berdasarkan hal ini maka tetap bagi kita bahwa orang yang pertama kali mengubah agama Isma’il dan Ibrahim ialah Amr bin Luhai bin Rabi’ah. Abu Khuza’ah. Dan memungkinkan menggabungkan antara pendapat ini dengan pendapat yang lain sebagai berikut :

Sesungguhnya keluarnya anak cucu Isma’il dari tanah haram pada ketika pemerintahan Jurhum, dan pemerintahan Khuza’ah setelahnya langsung. Maka keluarnya anak cucu Isma’il sebelum pemerintahan Khuza’ah. Sedangkan membawa kerikil dari tanah haram sebagai bentuk mencari berkah, bertawaf di sekitarnya, menyembelih dan bernadzar untuknya, dan menyembahnya, maka mungkin saja tidak terjadi kecuali pada zaman terakhir sekali, sesudah kepemimpinan Amr bin Luhaiy al-Khuza’i. Wallahu a’lam.

Atau peribadahan terhadap kerikil ketika itu belum meluas dikalangan anak cucu Isma’il, sebelum penyembahan berhala di Mekah, akan tetapi gres bersifat individual. Sedangkan peribadahan terhadap berhala yang dimulai pada ketika kepemimpinan Amr bin Luhai bersifat umum. Maka dinisbatkan permulaan peribadahan terhadap berhala kepadanya.
Ketika Amr memegang kekuasaan untuk melakukan segala sesuatu alasannya ialah ia ialah penguasa Mekah pada waktu itu, kerusakan yang ditimbulkannya dan perubahan yang diakibatkannya terhadap agama Allah Shubhanahu wa ta’alla lebih banyak daripada kerusakan yang ditimbulkan para pembawa kerikil tanah haram. Karena kerinduan yang teramat sangat dan keterikatan dengan tanah haram. Wallahu a’lam.

Perkataan-perkataan para mahir sejarah mengenai Amr bin Luhai al-Khuza’i
As-Suhaili mengatakan, “Ketika suku Khuza’ah memenangi peperangan terhadap Ka’bah, dan mengusir Jurhum dari Mekah, masyarakat Arab menyebabkan Amr bin Luhai penguasa. Tidaklah ia menciptakan suatu kebid’ahan kecuali oleh masyarakat Arab dijadikan sebagai syariat” Kami melihat dalam Tarikh Makah juga, kebanyakan berita-berita mengenai orang ini hampir-hampir menyerupai mirip dongeng dongeng, yang sanggup merubah pemahaman-pemahaman dan keyakinan-keyakinan suatu kaum. Maka pada kesudahannya ia sanggup merubah pemahaman-pemahaman tersebut secara sempurna. Menjadikan masyarakat Arab sebagai penyembah berhala padahal dahulunya mereka ialah orang-orang yang bertauhid di atas agama Ibrahim ‘alaihissalam. Mereka menyebutkan bahwa ia (Amr bin Luhai) ialah lelaki yang paling cemerlang dari kalangan lelaki Arab pada masa Jahiliyah, dan termasuk orang yang paling terkenal. Kebanyakan masyarakat menyanjungnya dengan ketinggian, kedudukan dan kebanggaan. Termasuk orang-orang yang menyebutkan perihal dirinya ialah sebagai berikut;

Ia dahulu ialah seorang mempunyai kekayaan berlimpah. Ia mencukil mata ontanya sebanya 20 buah. Hal itu merupakan citra bahwa ia mempunyai 20.000 onta. Karena dalam sopan santun masyarakat Arab, bahwa orang yang mempunyai 1000 onta harus mencukil 1 mata ontanya. Hal itu sebagai tolak bala dari penyakit ‘ain -menurut persangkaannya yang dusta- yang menyerang onta-onta tersebut.
Ia membagikan kepada masyarakat Arab 10.000 onta.
[Al-Azraqi dalam Akhbaru Makkah : 1/100].

Sebagaimana diriwayatkan darinya, ialah orang yang pertama kali memberi makan jama’ah haji di Makkah yang berupa lemak punuk onta dan dagingnya yang dicampur dengan kuah remukan roti.
[Ibid 1/100].

والله أعلمُ بالـصـواب ..
Ustadz Zulhendri
Semoga Bermanfa'at, Menambah Ilmu, Serta Kita Menjauhkan Diri Dari KeSyirikan Pada Allah Ta'ala..
              ⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊

0 Response to "Kesyirikan Jahiliyah Makkah Pertama Kali"

Post a Comment