Isyarat Jari Telunjuk

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, Lulusan S1 di Teknik Kimia UGM Yogyakarta dan S2 Polymer Engineering di King Saud University Riyadh.

KAPAN menurunkan jari telunjuk yang dipakai untuk berisyarat ketika tasyahud? Dalam kitab sunan disebutkan riwayat dari Ibnu ‘Umar, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا جَلَسَ فِى الصَّلاَةِ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ وَرَفَعَ إِصْبَعَهُ الَّتِى تَلِى الإِبْهَامَ الْيُمْنَى يَدْعُو بِهَا وَيَدُهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ بَاسِطَهَا عَلَيْهِ
“Ketika duduk dalam shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangan kanannya di paha kanannya, kemudian dia mengangkat jari di samping jari jempol (yaitu jari telunjuk tangan kanan) dan dia berdoa dengannya. Sedangkan tangan kiri dibentangkan di paha kirinya.” (HR. Tirmidzi no. 294).
Imam Syafi’i menegaskan bahwa berisyarat dengan jari telunjuk dihukumi sunnah sebagaimana didukung dari aneka macam hadits. (Lihat Al Majmu’, 3: 301).
Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (5: 73-74), “Berisyarat dengan jari telunjuk dimulai dari ucapan “illallah” dari ucapan syahadat. Berisyarat dilakukan dengan jari tangan kanan, bukan yang lainnya. Jika jari tersebut terpotong atau sakit, maka tidak dipakai jari lain untuk berisyarat, tidak dengan jari ajun yang lain, tidak pula dengan jari tangan kiri. Disunnahkan biar pandangan tidak lewat dari instruksi jari tadi alasannya ada hadits shahih yang disebutkan dalam Sunan Abi Daud yang membuktikan hal tersebut. Isyarat tersebut dengan mengarah kiblat. Isyarat tersebut untuk menawarkan tauhid dan ikhlas.”
Dalam Al Majmu’ (3: 301), Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Dari semua ucapan dan sisi pandang tersebut sanggup disimpulkan bahwa disunnahkan mengisyaratkan jari telunjuk tangan kanan, kemudian mengangkatnya ketika hingga aksara hamzah dari ucapannya (laa ilaaha illalllahu) …”
Ulama Hanafiyah beropini bahwa instruksi jari itu ada ketika penafian dalam kalimat tasyahud, adalah pada kata “laa”. Ketika hingga pada kalimat penetapan (itsbat) adalah “Allah”, maka jari tersebut diletakkan kembali.
Ulama Malikiyah berisyarat dari awal hingga simpulan tasyahud. Ulama Hambali berisyarat ketika menyebut nama jalalah “Allah”. (Lihat Shifat Shalat Nabi karya Syaikh Abdul ‘Aziz Ath Thorifi, hal. 141).

0 Response to "Isyarat Jari Telunjuk"

Post a Comment