·
Khuthbah jumat ttg rohingnya
KEWAJIBAN KITA MEMBELA MUSLIM ROHINGNYA
Agus Hasan Bashori
Khuthbah I
Amma badu:
Maasyiral muslimin, bertakwalah kepada Allah (, alasannya ialah takwa kepada-Nya ialah cara terbaik untuk menolak balak dan mengangkat kehinaan. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan mereka yang berbuat ihsan.”
(QS. Al-Nahl: 128)
(QS. Al-Nahl: 128)
Ma’asyiral muslimin, di zaman yang penuh ujian dan cobaan ini kita perlu mengingatkan wacana hakikat fatwa islam yang sangat mendasar, yaitu wajibnya saling menolong diantara kaum muslimin, dan wajibnya membela umat yang terzhalimi dan tertindas.
Apabila kita mempunyai kemampuan untuk membela maka kita wajib membela. Allah berfirman:
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan kalau mereka meminta tolong kepadamu dalam agama maka kau wajib menolong, kecuali atas kaum yang terdapat perjanjian antara kau dan mereka. Sedangkan Allah melihat apa yang kau kerjakan.”
(QS. Al-Anfal: 72)
(QS. Al-Anfal: 72)
Jika kita tidak saling menolong, kalau kita nafsi-nafsi maka Allah menyebabkan kita lemah dan hina dan kekufuran merajalela. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“dan orang kafir itu sebagian mereka menolong sebagian yang lain, maka kalau kalian tidak melakukannya (saling menolong dalam agama) maka aka nada fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.
(QS. Al-Anfal: 73)
sebagian hebat ilmu menyebut bahwa fitnah disini ialah fitnah perang, pembunuhan terhadap muslim, pengusiran, dan penangkapan. Sedangkan kerusaan yang besar ialah munculnya syirik di permukaan.
(QS. Al-Anfal: 73)
sebagian hebat ilmu menyebut bahwa fitnah disini ialah fitnah perang, pembunuhan terhadap muslim, pengusiran, dan penangkapan. Sedangkan kerusaan yang besar ialah munculnya syirik di permukaan.
Maasyiral muslimin ramihaullah.
Orang muslim selalu membuatkan rasa dengan saudaranya, sedih lantaran sedihnya, bahagia lantaran senangnya. Orang muslim tidak membiarkan saudaranya, tidak membiarkannya, tidak menelantarkannya, tidak menyerahkannya kepada musuh.
Tetapi wajib peduli, memperhatikan nasibnya, membelanya dan menolongnya. Nabi ( bersabda:
Tetapi wajib peduli, memperhatikan nasibnya, membelanya dan menolongnya. Nabi ( bersabda:
مَا مِنِ امْرِئٍ يَخْذُلُ مُسْلِمًا فِي مَوْطِنٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ، وَمَا مِنِ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْطِنٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ
“Tidak ada seorang yang membiarkan seorang muslim di tempat beliau dihinakan kehormatannya, dan dilanggar kemuliaannya (hak-haknya), melainkan Allah niscaya menghinakannya ditempat yang beliau ingin mendapat pertolongan. Dan tidak ada seorang yang menolong seorang muslim di tempat beliau dihinakan kehormatannya dan dilanggar kemuliaannya (hak-haknya) melainkan Allah niscaya menolongnya di tempat yang beliau ingin ditolong di dalamnya.
(HR. Abu Daud, Thabrani dalam al-Ausath, dihasankan sanadnya oleh Haitsami)
(HR. Abu Daud, Thabrani dalam al-Ausath, dihasankan sanadnya oleh Haitsami)
Rasulullah ( bersabda:
المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لَا يَخُونُهُ وَلَا يَكْذِبُهُ وَلَا يَخْذُلُه
ُ
Orang muslim itu saudara muslim lainnya, tidak mengkhianatinya, tidak mendustainya dan tidak menghinakannya.”
(HR Turmudzi)
ُ
Orang muslim itu saudara muslim lainnya, tidak mengkhianatinya, tidak mendustainya dan tidak menghinakannya.”
(HR Turmudzi)
الْمُسْلِمُونَ تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ. يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ، وَيُجِيرُ عَلَيْهِمْ أَقْصَاهُمْ، وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ
“Orang muslim itu nilai darahnya sama (dalam qishah dan diyat), yang paling rendah bisa berjalan membawa tanggungan mereka, dan yang paling jauh melindungi mereka. Mereka ialah satu tangan atas selain mereka. (HR. Abu Daud, shahih)
Maasyiral muslimin.
Kita bangsa Indonesia kini ini (di selesai bulan Rajab dan awal bulan Syaban 1436 H/ bulan Mei 2015 ini) dikagetkan dengan adanya gelombang pengungsi umat Islam dari Myanmar yang terdampar di Aceh. Mulailah kepedulian bangsa Indonesia tergugah, ketika melihat eksklusif kondisi mengenaskan dari ribuan muslim Rohingnya yang lari dari penjajahan dan penyiksaan yang dilakukan oleh negara Myamnar dan umat Budha Myanmar.
Maasyiral muslimin rahimahullah.
Ketahuilah bahwa kita sangat-terlambat, alasannya ialah tidak ada jalan masuk informasi wacana saudara kita umat islam Rohingnya, bahkan banyak informasi yang menyatakan bahwa informasi penyiksaan itu bohong, atau dibalik bahwa itu ialah lantaran kesalahan umat Islam, sehingga kita pun tidak berbuat-apa-apa, padahal sejatinya penindasan itu sudah berlangsung selama 228 tahun yang lalu, namun kita gres percaya sehabis hampir dua juta muslim rahingnya hidup diluar negrinya, dan lebih dari 500.000 mati teraniaya rahimahumullah.
Oleh lantaran itu, pembelaan di tingkat pertama ini ialah memperlihatkan informasi yang benar wacana kezhaliman yang mereka alami.
Oleh lantaran itu, pembelaan di tingkat pertama ini ialah memperlihatkan informasi yang benar wacana kezhaliman yang mereka alami.
Berikut ini ialah ringkasan dari peristiwa yang dihadapi oleh umat Islam di sana oleh pemerintah militer Burma:
Pertama: pembatalan kewarganegaraan Rohingya Muslim di Arakan menurut undang-undang yang mereka buat tahun 1982 M. Mereka dianggap orang absurd yang mengungsi di atau tinggal di Burma/Myanmar sehabis tahun 1824 (tahun masuknya penjajah Inggris ke Burma) meskipun fakta dan sejarah mendustakan dakwaan itu.
Maasyiral muslimin, ketahuilah bahwa Islam masuk Arakan semenjak kala pertama Hijriyyah, zaman sahabat Nabi SAW, 1400 tahun yang lalu. Islam masuk dibawa oleh para pedagang Arab pimpinan Waqqash bin Malik RA dan sejumlah tokoh Tabiiin.
Kemudian gelombang kedua, Islam dibawa oleh para pedagang Arab Muslim pada kala kedua Hijriyah, tahun 172 H/788 M di masa Khalifah Harun al-Rasyid. Mereka singgah di Pelabuhan Akyab Ibukota Arakan. Umat Islam terus berkembang di Arakan hingga berdirilah Kerajaan Islam oleh Sultan Sulaiman Syah dan berlanjut hingga 3,5 kala lamanya (1430- 1784 M), dipimpin oleh 48 raja Islam, dan berakhir dengan Raja Sulaim Syah. Kemudian kerajaan Islam runtuh oleh serbuan umat Budha tahun 1784 M. semenjak ketika itulah hingga hari ini umat Islam ditindas dan diperlakukan menyerupai hewan.
Kedua: mencekal Muslim dari bepergian dan perjalanan baik di dalam negri maupun di luar negeri. Ketiga: penangkapan dan penyiksaan Muslim di kamp-kamp penahanan tanpa dosa. Keempat: memaksa umat Islam untuk melaksanakan kerja paksa tanpa upah, menyerupai pembuatan jalan, penggalian parit di tempat pegunungan di Burma. Kelima: pengusiran umat Islam dan penempatan umat Buddha di rumah-rumah mereka. Keenam: menyita Wakaf-wakaf umat Muslim dan lahan pertanian mereka. Ketujuh: menjarah kekayaan umat Islam, dan mencegah mereka dari mengimpor dan mengekspor atau melaksanakan aktivitas bisnis. Kedelapan: menghalangi umat Islam untuk menjadi pejabat atau pegawai di pemerintahan, dan sebagian kecil dari mereka yang telah mendapat kedudukan dalam masa penjajahan Inggris dulu dipaksa untuk mengundurkan diri dari pekerjaan mereka. Kesembilan: menghalangi dan merintangi belum dewasa Muslim dari menempuh pendidikan di sekolah-sekolah, dan universitas negri. Kesepuluh: Melarang umat Islam untuk berpartisipasi dalam muktamar dan konferensi Islam International.
Demikian maasyiral muslimin. Semoga apa yang kita sampaikan menggugah hati kita wacana kewajiban kita terhadap saudara kita yang usang kita lupakan dan dihalangi oleh orang-orang yang zhalim untuk bekerjasama dengan mereka.
Demikian maasyiral muslimin. Semoga apa yang kita sampaikan menggugah hati kita wacana kewajiban kita terhadap saudara kita yang usang kita lupakan dan dihalangi oleh orang-orang yang zhalim untuk bekerjasama dengan mereka.
أقول قولي هذا واستغفروا إنههو الغفور الرحيم
Khutbah II
(mukaddimah)
Ma’asyiral muslimin.
Ketahuilah bahwa kezhaliman yang dirasakan oleh umat islam Rohingnya ialah kezhaliman yang ditimpakan kepada kita. Kita semua dizhalimi. Maka mari bersemangat untuk berdoa bagi kita dan bagi muslim Rohingnya alasannya ialah kita semua mazhlum dan doa orang yang mazhlum diijabahi oleh Allah. Nabi bersabda:
tiga orang doanya tidak ditolak: orang yang puasa hingga berbuka, imam yang adil dan doa orang yang dizhalimi yang Allah mengangkatnya di atas awan dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit. Lalu Allah berkata kepadanya: demi Kemulian-Ku dan keagungan-ku, Aku niscaya akan menolongnya walau kemudian.”
tiga orang doanya tidak ditolak: orang yang puasa hingga berbuka, imam yang adil dan doa orang yang dizhalimi yang Allah mengangkatnya di atas awan dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit. Lalu Allah berkata kepadanya: demi Kemulian-Ku dan keagungan-ku, Aku niscaya akan menolongnya walau kemudian.”
(HR Ahmad.)
Ketahuilah bahwa kezhaliman tidak akan langgeng, niscaya sirna dan hancur.
وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُون
َ
Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan insan tiada mengetahuinya (QS. Yusuf:21)
َ
Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan insan tiada mengetahuinya (QS. Yusuf:21)
Mari bershalawat dan berdoa untuk kita dan saudara kita umat Islam khususnya umat Islam Rohingnya:..
Demikian.
0 Response to "Kewajiban Kita Membela Muslim Rohingnya"
Post a Comment