RACAUAN LIBERAL : BACA AL-QUR'AN DENGAN LANGGAM DALANG
Istana Negara di Jakarta menggelar program peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW pada Jum'at (15/5/2015).
Turut hadir dalam program tersebut presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta istri. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, sejumlah pejabat dan anggota DPR, serta para usul lainnya.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Muhammad Yasser Arafat.
Pembacaan ayat suci ini menuai kontroversi di masyarakat dan banyak diperbincangkan di media sosial. Pasalnya, pembacaan ayat suci tersebut memakai Langgam (irama) Dalang menyerupai pada Pagelaran Wayang.
( Lihat videonya: https://www.youtube.com/watch… )
MENTERI AGAMA, REKTOR IIQ DAN MUI
Menanggapi banyak kecaman dari masyarakat, Menteri Agama lewat akun Twitter resminya mengeluarkan jawaban: "Tujuan pembacaan Al-Quran dengan langgam Jawa ialah menjaga dan memelihara tradisi Nusantara dalam menyebarluaskan pedoman Islam di tanah air," kata Lukman, Minggu (17/5).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) lewat website resminya pada Ahad (17/5) juga mengeluarkan artikel tanggapan. Mereka mengutip dan mempublis pendapat Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) periode 2014, KH Ahsin Sakho Muhammad.
"Ini ialah perpaduan yang baik antara Kalamullah dari langit yang menyatu dengan bumi yakni budaya manusia. Itu sah diperbolehkan,” kata Ahsin Sakho.
Lihat selengkapnya: http://mui.or.id/…/rektor-iiq-sangat-boleh-baca-al-quran-la…
SIKAP FPI
Terkait problem ini, Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Syihab mengeluarkan tanggapannya:
"Menag dan Rektor IIQ sedang MERACAU. Memang, Wali Songo menyebar-luaskan Islam di Indonesia melalui seni dan budaya, mereka melanggamkan Syair-Syair Islam, serta aneka Qoshidah dan Sholawat, dengan Langgam Jawa, tapi tidak pernah sekali pun mereka membaca Al-Qur'an dengan Langgam Dalang." Sanggah dia lewat pesan elektronik yang diterima Tim News FPI, Senin (18/5).
"Al-Qur'an ialah Kitab Suci yang sangat mulia dan agung. Hingga Mush-haf Al-Qur'an ikut menjadi mulia sebab kemuliaan isinya, sehingga dihentikan SEMBARANGAN kita sentuh atau letakkan atau bawa kemana-mana." Lanjut Habib.
"Dan Qiraa-aat Al-Qur'an pun kedudukannya sangat mulia, sehingga hanya boleh ikut Qiraa-aat Rasulullah SAW yang hingga kepada kita secara Mutawatir. Dalam Tilawatil Qur'an pun ada cara baca dengan variasi khusus, baik Murottal mau pun Mujawwad, yang disepakati para Imam Qurraa semenjak lama, sehingga dihentikan SEMBARANGAN baca, apalagi dilagukan dengan nada-nada yang tidak lazim, menyerupai dengan Langgam Dalang." papar Habib.
"Jika pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Dalang dibiarkan dengan dalih seni dan budaya, maka besok akan muncul pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Sinden, kemudian Langgam Jaipongan, kemudian Langgam Gambang Kromong, kemudian Langgam Dangdut, kemudian Langgam Pop, kemudian Langgam Rock, kemudian langgam Disco, kemudian Langgam Rap, hingga Langgam Cina dan India serta langgam goyang ngebor, goyang ngecor dan seterusnya, hingga jadinya Pembacaan Al-Qur'an tidak beda dengan lagu dan nyanyian." Jelas Habib memperingatkan.
"Jika seseorang membaca Al-Qur'an, kemudian terbawa dengan berat loghat lidahnya atau terhalang cengkoknya, sehingga terkadang terasa ada unsur loghat wilayahnya tanpa unsur kesengajaan, sanggup dimaklumi dan tidak mengapa. Sedang yang di Istana itu disengaja dan dibuat-buat serta konyol dan lebay, sehingga merupakan pelecehan Al-Qur'an." pungkas Habib.
Terkait dengan Web Resmi MUI yang mengutip panjang lebar dalil-dalil pembenaran Rektor IIQ, sehingga terkesan MUI merestuinya, maka Habib Rizieq memperingatkan dengan keras : "Hati-hati, jangan hingga MUI larut dalam RACAUAN LIBERAL ... !!!"
Tudingan Habib Rizieq bahwa itu ialah RACAUAN LIBERAL bukan sembarangan, tapi ternyata Bacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa yang sekarang mencengkeram Istana, sudah lebih dahulu dilakukan oleh Pendiri JIL Ulil Abshar, berikut linknya :
http://m.youtube.com/watch?v=6CC1ruBnipQ
(Tim News FPI)
Istana Negara di Jakarta menggelar program peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW pada Jum'at (15/5/2015).
Turut hadir dalam program tersebut presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta istri. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, sejumlah pejabat dan anggota DPR, serta para usul lainnya.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Muhammad Yasser Arafat.
Pembacaan ayat suci ini menuai kontroversi di masyarakat dan banyak diperbincangkan di media sosial. Pasalnya, pembacaan ayat suci tersebut memakai Langgam (irama) Dalang menyerupai pada Pagelaran Wayang.
( Lihat videonya: https://www.youtube.com/watch… )
MENTERI AGAMA, REKTOR IIQ DAN MUI
Menanggapi banyak kecaman dari masyarakat, Menteri Agama lewat akun Twitter resminya mengeluarkan jawaban: "Tujuan pembacaan Al-Quran dengan langgam Jawa ialah menjaga dan memelihara tradisi Nusantara dalam menyebarluaskan pedoman Islam di tanah air," kata Lukman, Minggu (17/5).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) lewat website resminya pada Ahad (17/5) juga mengeluarkan artikel tanggapan. Mereka mengutip dan mempublis pendapat Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) periode 2014, KH Ahsin Sakho Muhammad.
"Ini ialah perpaduan yang baik antara Kalamullah dari langit yang menyatu dengan bumi yakni budaya manusia. Itu sah diperbolehkan,” kata Ahsin Sakho.
Lihat selengkapnya: http://mui.or.id/…/rektor-iiq-sangat-boleh-baca-al-quran-la…
SIKAP FPI
Terkait problem ini, Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Syihab mengeluarkan tanggapannya:
"Menag dan Rektor IIQ sedang MERACAU. Memang, Wali Songo menyebar-luaskan Islam di Indonesia melalui seni dan budaya, mereka melanggamkan Syair-Syair Islam, serta aneka Qoshidah dan Sholawat, dengan Langgam Jawa, tapi tidak pernah sekali pun mereka membaca Al-Qur'an dengan Langgam Dalang." Sanggah dia lewat pesan elektronik yang diterima Tim News FPI, Senin (18/5).
"Al-Qur'an ialah Kitab Suci yang sangat mulia dan agung. Hingga Mush-haf Al-Qur'an ikut menjadi mulia sebab kemuliaan isinya, sehingga dihentikan SEMBARANGAN kita sentuh atau letakkan atau bawa kemana-mana." Lanjut Habib.
"Dan Qiraa-aat Al-Qur'an pun kedudukannya sangat mulia, sehingga hanya boleh ikut Qiraa-aat Rasulullah SAW yang hingga kepada kita secara Mutawatir. Dalam Tilawatil Qur'an pun ada cara baca dengan variasi khusus, baik Murottal mau pun Mujawwad, yang disepakati para Imam Qurraa semenjak lama, sehingga dihentikan SEMBARANGAN baca, apalagi dilagukan dengan nada-nada yang tidak lazim, menyerupai dengan Langgam Dalang." papar Habib.
"Jika pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Dalang dibiarkan dengan dalih seni dan budaya, maka besok akan muncul pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Sinden, kemudian Langgam Jaipongan, kemudian Langgam Gambang Kromong, kemudian Langgam Dangdut, kemudian Langgam Pop, kemudian Langgam Rock, kemudian langgam Disco, kemudian Langgam Rap, hingga Langgam Cina dan India serta langgam goyang ngebor, goyang ngecor dan seterusnya, hingga jadinya Pembacaan Al-Qur'an tidak beda dengan lagu dan nyanyian." Jelas Habib memperingatkan.
"Jika seseorang membaca Al-Qur'an, kemudian terbawa dengan berat loghat lidahnya atau terhalang cengkoknya, sehingga terkadang terasa ada unsur loghat wilayahnya tanpa unsur kesengajaan, sanggup dimaklumi dan tidak mengapa. Sedang yang di Istana itu disengaja dan dibuat-buat serta konyol dan lebay, sehingga merupakan pelecehan Al-Qur'an." pungkas Habib.
Terkait dengan Web Resmi MUI yang mengutip panjang lebar dalil-dalil pembenaran Rektor IIQ, sehingga terkesan MUI merestuinya, maka Habib Rizieq memperingatkan dengan keras : "Hati-hati, jangan hingga MUI larut dalam RACAUAN LIBERAL ... !!!"
Tudingan Habib Rizieq bahwa itu ialah RACAUAN LIBERAL bukan sembarangan, tapi ternyata Bacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa yang sekarang mencengkeram Istana, sudah lebih dahulu dilakukan oleh Pendiri JIL Ulil Abshar, berikut linknya :
http://m.youtube.com/watch?v=6CC1ruBnipQ
(Tim News FPI)
0 Response to "Habib Muhammad Rizieq Syihab Murka Atas Baca Al-Qur'an Dengan Langgam Dalang"
Post a Comment