Talbis Salafi Haroki



https://web.facebook.com/anang.cari.pembeli.sarang.walet/posts/10204476443420268:0TALBIS SALAFI HAROKI
Oleh
Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifulloh
MUQADDIMAH
Talbis (pencampuradukkan) antara haq dan batil ialah cara-cara hebat bid’ah dari masa ke masa. Karena suatu bid’ah bila berupa kebatilan yang murni maka tidak akan mungkin diterima oleh insan dan bersegeralah setiap orang membantah dan mengingkarinya. Seandainya bid’ah itu kebenaran yang murni maka bukanlah merupakan bid’ah tetapi ialah sunnah. Maka bid’ah sanggup tersebar di kalangan insan alasannya ialah kebatilan yang terkandung di dalamnya dengan diselimuti sedikit kebenaran.
Di antara model talbis yang telah dilakukan oleh para hizbiyyin ialah menggabungkan antara kekufuran, kebid’ahan dan kesesatan zaman ini dengan ajaran-ajaran Islam, menyerupai demokrasi Islami, sandiawara Islami, nyanyian Islami, partai Islami, dan “sederet nama-nama Islami” yang lainnya. Tidak berhenti di situ saja, bahkan mereka juga hendak mengaburkan kaum muslimin dari manhaj yang lurus, manhaj Salafush Shalih, dengan mencampuradukkan antara manhaj salaf dengan manhaj harokah yang bid’ah yang dikemas dengan nama gres “Salafi Haroki”. Dengan cara ini mereka hendak mengajak para pengikut Salafush Shalih untuk berpaling dari manhaj Salaf dan menganut manhaj Haroki yang bid’ah!
Mengingat ancaman yang besar di balik syubhat ini, maka dalam pembahasan kali ini kami berusaha menyingkap syubhat mereka ini sebagai nasehat kepada kaum muslimin.
FIKROH SALAFI HAROKI
Fikroh (pemikiran) “Salafi Haroki” atau “Harokah Sunniyah” ialah fikroh yang hendak menggabungkan antara manhaj Salaf Ahli Sunnah wal Jama’ah dengan manhaj Haroki yang bid’ah. Di antara pengusung fikroh ini ialah Hasan Al-Banna ketika menyifati manhaj Ikhwanul Muslimin adalah: dakwah salafiyyah,… thoriqoh sunniyyah …. Hakikat shufiyyah ….” [Majmu’atu Rosa’il Hasan Al-Banna hal. 122]
Abdul Aziz bin Nashir Al-Jalil berkata: “Kami menghendaki sebuah manhaj dakwah yang tegak di atas Salafiyyatul manhaj wa ashriyyatul muwajahah (manhaj salaf dan perilaku modern)!!.. Dengan manhaj yang menyeluruh dan Salafiyyah modern!! Kita akan sanggup selamat dan akan selamat aqidah kita yang kokoh dari rongrongan dan pencampuran” [Waqafat Tarbawiyyah hal. 161-162]
Muhammad Badri berkata : “Jama’ah Ahli Sunnah ialah jama’ah yang menyeru anggota-anggota harokah Islamiyah untuk berpegang teguh dengannya, dialah jama’ah yang umum dan luas ..” [Majalah Al-Bayan yang terbit di London edisi 28 hal. 15]
Ahmad Salam berkata ; “Adapun tujuan yang hendak saya capai dalam pembahasan ini –atau andil di dalamnya- ialah yang terangkum dalam beberapa point berikut : …. 3. Mengembalikan ikatan hubungan harokah Islammiyyah dengan pokok-pokok manhaj salaf” [Ma’ Anna Alaihi wa Ashhabi hal.222]
Perkaaan Ahmad Salam ini dinukil oleh Majalah Harokah Sunniyyah As-Silmi Edisi 12 Rajab 1427H/ Agustus 2006M di halaman-halaman final sehabis rubrik Panduan Haroki [1] Majalah ini diterbitkan oleh PT MIM [2] yang berada di bawah naungan Yayasan Al-Huda Ciomas Bogor.
JANGANLAH KALIAN MENCAMPURADUKKAN ANTARA HAQ DAN BATIL!
Pemikiran yang hendak menggabungkan antara manhaj salafi dengan manhaj Haroki ialah pemikiran yang sangat berbahaya, alasannya ialah menjurus kepada pencampuradukkan antara haq dan batil, sedangkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam KitabNya.
“Dan janganlah kalian campuradukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah kalian sembunyikan yang haq ini sedang kalian mengetahui” [al-Baqarah/2 : 42]
Qatadah berkata perihal tafsir ayat ini : “Janganlah kalian campur adukkan agama Yahudi dan Nashrani dengan agama Islam, padahal kalian mengetahui bahwa agama Alloh yang haq ialah Islam dan tolong-menolong agama Yahudi dan Katolik yang kalian pegang kini ini ialah agama yang bid’ah dari Alloh!” [Tafsir Ibnu Katsir 1/109]
Maka kami katakan kepada para pengusung fikroh Salafi-Haroki : Janganlah kalian campuradukkan manhaj Haroki dengan manhaj Salafi, padahal kalian mengetahui bahwa manhaj yang haq ialah manhaj Salafi dan tolong-menolong manhaj Haroki ialah manhaj yang bid’ah!
TOKOH-TOKOH HAROKI MENGAKUI KEBENARAN MANHAJ SALAFI
Benarkah bahwa para pngusung fikroh Salafi-Haroki ini mengetahui bahwa manhaj yang haq ialah manhaj Salaf? Berikut ini akan kami nukilkan perkataan tokoh-tokoh mereka perihal hal ini :
Hasan Al-Bana berkata : “Wahai kaum, kami menyeru kalian kepada Kitabulloh di ajun dan Sunnah Rasululloh di tangan kiri, dan teladan kita ialah amal dari Salafush-Sholih” [Majmu’atu Rasa’il hal.40]
Abdullah Azzam berkata :”Adapun aqidah Salafush Shalih maka dia ialah aqidah hebat Kitab wa Sunnah dan sesungguhnya saya dibesarkan atas aqidah ini dan saya terus diatasnya dengan anugrah Alloh, dan saya berharap semoga Alloh meneguhkanku di atasnya dan mematikanku di atasnya. Dan sesungguhnya yang memusuhi aqidah Salafush-Shalih maka dia memusuhi agama ini bahkan dia bukanlah seorang muslim dan sesungguhnya tujuan kami ialah membela aqidah ini dengan izin Alloh”. [Majalah Mauqif edisi 68 tgl. 10 Jumada Tsaniyyah 1410H]
ANTARA MANHAJ SALAFI DAN MANHAJ HAROKI
Diantara perbedaan fundamental antara manhaj Salafi dan manhaj Haroki ialah di dalam metode berdakwah, “Salafiyyin mengakibatkan acuan mereka di dalam berdakwah ialah dakwah para rasul, sedangkan metode dakwah harokiyyin sangat terpengaruh dengan situasi dan kondisi”.
Harokiyyun mengakibatkan tujuan utama dakwah mereka untuk menegakkan “khilafah”. Inilah yang mengakibatkan mereka mengerahkan segala daya dan upaya untuk menggalang massa dalam jumlah yang besar untuk merebut kekuasaan. Upaya untuk menggalang massa ini bukanlah kasus yang mudah, alasannya ialah massa yang hendak mereka kumpulkan mempunyai keyakinan dan pemikiran yang beraneka ragam. Ada yang menyembah batu, ada yang menyembah pohon, ada yang menyembah kubur, ada yang mengikuti aqidah Shufiyyah, Asy-ariyyah, Mu’tazilah, Jahmiyah dan sebagainya. Untuk mendapat simpati dan tunjangan dari massa maka mau tidak mau harus mengikuti kemauan mereka, tidak mengusik aqidah-aqidah mereka yang batil dan jalan mereka yang sesat, yang penting para haroki ini sanggup mendapat bunyi sebanyak mungkin dan tunjangan sekuat mungkin dari massa.
Hasan Al-Banna berkata : “Hal yang paling penting kini ini yang hendaknya perhatian kaum muslimin diarahkan kepadanya ialah wajibnya mempersatukan barisan dan menyatukan kalimat dengan sekuat tenaga” [Majmu’atu Rasa’il hal. 452]
Seorang tokoh haroki yang lain, Hasan At-Turabi, menyampaikan : “Hendaknya kita biarkan para penyembah kubur thowaf di kubran-kuburan hingga kita sanggup mencapai kubah parlemen!” [Majalah Al-Istiqomah, bulan Rabi’ul Awak 1408H hal. 26]
Adapun Salafiyyun maka mereka tidak memandang kepada sedikit dan banyaknya jumlah, dan tidak ada dalil yang memperlihatkan atas perilaku membisu dari kesyirikan dengan alasan untuk mendapat tunjangan massa. Adapun kekuasaan dan kemenangan ialah pemberian Alloh bagi hamba-hambaNya yang bertaqwa sebagai jawaban atas istiqomah mereka dalam agamaNya, Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.
“Bahwasanya bumi ini diwarisi hamba-hambaKu yang sholih” [al-Anbiya/21: 105]
Dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Mohonlah pertolongan kepada Alloh dan bersabarlah ; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Alloh ; diwariskanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dan dari hamba-hambaNya, dan kesudahan yang baik ialah bagi orang –orang yang bertaqwa” [al-A’raf/7: 128]
Alloh telah mengingatkan kita jangan hingga terperdaya dengan jumlah massa yang banyak. Dia berfirman
“Dan bila kau menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, pasti mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh …”[al-An’am/6 : 116]
PENEGAKKAN HUKUM ALLOH ANTARA MANHAJ SALAFI DAN MANHAJ HAROKI
Para tokoh haroki selalu berbicara perihal pengkafiran setiap penguasa yang menggunakan undang-undang wadh’i (buatan manusia). Mereka mengkafirkan setiap penguasa yang tidak menerapkan aturan Alloh, tanpa perincian lebih lanjut apakah penguasa tersebut mengingkari wajibnya berhukum dengan aturan Alloh atau masih mengakui wajibnya berhukum dengan aturan Alloh [3]. Langkah berikutnya yang mereka tempuh ialah pencanangan jihad ofensif melawan para penguasa yang sudah dihukumi kafir ini dengan melancarkan gerakan-gerakan diam-diam [4] atau gerakan-gerakan politik [5]
Dengan dua harokah/gerakan ini (pengkafiran penguasa dan jihad ofensif melawan penguasa ,-red) bisakah para harokiyyin ini menegakkan aturan Alloh?? Realita yang ada menandakan mereka tidak memperlihatkan manfaat apa-apa kepada kaum muslimin, bahkan tidak juga memberi manfaat kepada diri-diri mereka sendiri. Yang ada ialah terror, penumpahan darah, dan fitnah di mana-mana. Hukum-hukum Islam tidak juga tegak di tangan mereka, bahkan tidak juga pada diri mereka, bahkan semakin banyak penyelewengan-penyelewengan syar’i yang mereka lakukan. Tidak henti-hentinya kita mendengar dari mereka aqidah-aqidah dan pemikiran yang menyeleweng dari Kitab dan Sunnah, amalan-amalan yang melanggar syar’i, lebih dari itu sepak terjang mereka yang selalu gagal dan menyelisihi syari’at.
Adapun Salafiyyun maka mereka berusaha menempuh jalan yang telah dicontohkan oleh Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Merupakan hal yang dimaklumi oleh setiap muslim yang pernah membaca siroh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa di ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah di tengah-tengah orang-orang Quraisy yang tidak behukum dengan aturan Alloh, bahkan mereka berhukum kepada thaghut di kabilah-kabilah mereka, apakah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melancarkan dakwah dengan dua harokah di atas? Tidak! Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai langkah dia dengan mendakwahkan tauhid dan melarang kaumnya dari kesyirikan berupa peribadatan terhadap orang-orang sholih yang sudah mati yang mereka wujudkan dalam bentuk Latta, Uzza, Manat dan yang lainnya. Kemudian satu persatu dari mereka memenuhi undangan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga kemudian kaum muslimin mendapat tantantangan yang keras dan siksaan yang berat dari kaum musyrikin di Mekkah, kemudian datanglah perintah hijrah yang pertama dan kedua…., hingga Alloh meneguhkan Islam di Madinah [6]
GHOZWUL FIKRI DAN SOLUSINYA ANTARA MANHAJ SALAFI DAN MANHAJ HAROKI
Salafiyyun tidaklah lalai dan menutup mata dari usaha-usaha ghozwul fikri (perang pemikiran) yang dilancarkan secara terus menerus oleh musuh-musuh Islam. Alloh telah mengisyaratkan ghozwul fikri ini dalam kitabNya dan sekaligus menyebutkan tujuan utama ghozwul fikri ini, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Mereka ingin supaya kalian menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, kemudian kalian menjadi sama (dengan mereka)..” [an-Nisa/4 : 89]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya dari ghozwul fikri ini dan melarang umatnya dari memalsukan orang-orang kafir, di dalam kekhususan-kekhususan orang-orang kafir, untuk menjaga kepribadian dan karakteristik seorang muslim. Telah tiba hadits-hadits yang melarang kaum muslimin dari loyalitas, kecintaan, dan taklid kepada orang-orang kafir, demikian juga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan setiap muslim semoga menyelisihi orang-orang kafir dalam segala hal menyerupai duduk kasus pakaian, tingkah laris dan sebagainya. Inilah solusi satu-satunya terhadap ghozwul fikri alasannya ialah syari’at Islam penuh dengan perbendaharaan-perbendaharaan yang sangat berharga, meliputi seluruh gerak-gerik seorang muslim perihal bagaimana dia bergaul dengan saudaranya sesama muslim, bagaimana bergaul dengan orang kafir, bagaimana bergaul dengan tetangga, bagaimana bersikap terhadap perempuan yang bukan mahrom, bagaimana bergaul dengan anak dan isteri, bagaimana dia naik kendaraan, bagaimana seharusnya pemikirannya, bagaimana dia berpakaian, bagaimana dia berdagang, dan secara ringkas menyerupai yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
"Sesungguhnya tidaklah ada sesuatu yang mendekatkan kalian ke nirwana melainkan telah saya perintahkan kepada kalian, dan tidaklah ada sesuatu yang mendekatkan kalian ke neraka melainkan telah saya larang kalian darinya” [Diriwayatklan oleh Abu Bakar Al-Haddad dalam Muntakhab min Fawaid Ibnu Aluwiyyah Al-Qoththon hal. 168 dan Ibnu Marduwiyah dalam Tsalatsatu Majalis hal. 188, di hasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Shohihah 6/865]
Semua hal inilah yang seharusnya memenuhi kehidupan seorang muslim dan pemikirannya, sehingga tidak menyisakan kawasan bagi pemikiran-pemikiran yang diselundupkan dari luar kecuali yang sejalan dengan Islam, inilah perjuangan kita dalam membentengi dan menyelamatkan diri dari ghozwul fikri.
Adapun orang-orang haroki, mereka bagitu lantang mengingatkan umat dari ghozwul fikri di dalam pembicaraan-pembicaraan dan tulisan-tulisan mereka, tetapi tanpa menyodorkan solusi yang tersebut di atas. Bahkan mereka begitu meremehkan terhadap orang-orang yang mereka pandang mengutamakan penampilan-penampilan Islami yang diperintahkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerupai memanjangkan jenggot, memendekkan celana di atas mata kaki, hijab bagi wanita, dan menyelisihi orang-orang kafir di dalam berpakaian, mereka katakan bahwa hal tersebut lebih mementingkan kulit daripada isi !!! Mereka menciptakan bid’ah dengan membagi-bagi agama menjadi qusyur (kulit) dan lubab (isi)!
Seorang tokoh haroki yang masyhur, Muhammad Al-Ghozali, tulisan-tulisannya penuh dengan ajukan kepada penampilan-penampilan Islami tersebut, dia katakan sebagai kulit (!), kasus yang tidak berkhasiat (!), perilaku kekanak-kanakkan (!), dan perkataan-perkataan yang kotor lainnya. Tetapi yang sangat mengherankan bahwa perpustakaan-perpustakaan Islam penuh dengan tulisan-tulisan Muhammad Al-Ghozali perihal ancaman ghozwul fikri!
FULAN AQIDAHNYA SALAFI TAPI MANHAJNYA HAROKI?!
Syaikh Dr Muhammad bin Umar Bazmul hafizhahullahu berkata : “Sebagian orang menyampaikan : ‘Fulan Salafi aqidahnya tetapi manhajnya bukan Salafi’, demikianlah mereka katakan. Ucapan ini mengandung kekeliruan yang besar, alasannya ialah sesungguhnya aqidah (keyakinan)nya, barangsiapa mempunyai aqidah tertentu maka pasti manhaj dan jalannya beranjak dari keyakinan tersebut. Barangsiapa yang mempunyai keyakinan bahwa aqidah ialah kasus yang diada-adakan dalam agama, dan tolong-menolong para hebat bid’ah ialah ancaman yang mengancam kaum muslimin dalam agamanya, bagaimana dia menyikapi para hebat bid’ah? Tentunya dia akan menyikapi mereka sesuai dengan keyakinannya pada mereka, tidaklah logis kalau dia menyikapi mereka ini dengan manhaj yang menyelisihi keyakinannya perihal mereka. Maka sesungguhnya ucapan di atas menyelisihi realita. Ucapan di atas membawa pemahaman yang keliru yaitu tolong-menolong aqidah hanyalah bab-bab tertentu, sebagaimana sebagian orang menyangka bahwa aqidah hanyalah duduk kasus asma dan ahkam, serta asma wa shifat, barangsiapa yang mencocoki Salaf dalam masalah-masalah ini dan menyelisihi Salaf dalam masalah-masalah yang lainnya, maka aqidahnya sudah benar, sehingga dia dikatakan Salafi dari segi aqidah dan bukan Salafi (tetapi haroki) dalam manhaj!! Orang menyerupai ini telah berbuat kesalahan di dalam pembenaran aqidahnya, dia perlu berguru pemahaman yang benar perihal hakikat aqidah” [Ibarot Muhimah hal. 11]
PENUTUP
Kami akhiri pembahasan ini dengan nasehat-nasehat para ulama perihal duduk kasus ini.
Syaikh Al-Allamah Sholih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullahu berkata : “Menamakan diri dengan Salafiyyah tidak apa-apa bila benar-benar demikian keadaannya, adapaun bila penamaan tersebut hanya sekedar klaim tanpa bukti maka dilarang menamakan diri dengan Salafiyyah padahal dia tidak berada di atas manhaj Salaf… Orang yang mengaku sebagai hebat sunnah, hendaknya dia mengikuti jalan Ahli Sunnah wal Jama’ah dan meninggalkan jalan orang-orang yang menyeleweng. Adapun bila dia hendak mengumpulkan antara Dhob dan ikan Nun, yaitu mengumpulkan antara hewan padang pasir dengan hewan lautan, maka ini hal yang mustahil, atau menggabungkan antara api dan air dalam satu daun timbangan. Maka tidak akan berkumpul antara Ahli Sunnah al Jama’ah bersama madzhab orang-orang yang menyelisihi mereka menyerupai ; Khowarij, Mu’tazilah dan Hizbbiyyin menyerupai orang yang mereka namakan sebagai muslim modern, yaitu orang yang hendak menggabungkan antara kesesatan-kesesatan modern dengan manhaj Salaf” [Ajwibah Mufidah hal.18-19]
Beliau juga berkata : “Yang kami wasiatkan pada diri kami dan para saudara-saudara kami ialah : Hendaknya selalu bertaqwa kepada Alloh, berpegang teguh kepada manhaj Salafush Shalih, menjauhi bid’ah dan ahlinya, memperlihatkan perhatian yang besar kepada aqidah shohihah (yang benar) dan ma’rifat (pengetauhuan) perihal kesyirikan, dan mengambil ilmu dari para ulama yang terpercaya dalam ilmu dan aqidah mereka. Demikian juga, hendaknya mencurigai dan menjauhi para da’i su’ (jahat) yang mencampuradukkan antara yang haq dan yang batil dan menyembunyikan yang haq padahal mereka mengetahui” [Ajwibah mufidah hal. 119]
Syaikh Al-Allamah Robi bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullahu berkata : “Saya menasehati orang yang menyampaikan perkataan ini dan yang semisalnya semoga bertaqwa kepada Alloh dan menjelaskan kepada kaum muslimin manhaj Salafi yang shahih, janganlah mencampuradukkan agama ini dengan manhaj Sayyid Quthb dan yang semisalnya, alasannya ialah manhaj Salafi dan manhaj Sayyid Quthb –seorang mubtadi (ahli bid’ah) yang karam ke dalam kebid’ahan dan kesesatan- tidaklah keduanya melainkan dua hal yang pertentangan yang tidak akan sanggup bertemu di dalam manhaj dan tidak juga dalam aqidah. Bertaqwalah kalian para cowok umat ini, jadilah kalian sebagai orang-orang yang jujur dan menjauhi perilaku membela dan menjungjung hebat bid’ah, jauhilah tadlis (penyamaran untuk menutupi hakikat dari sebuah kebatilan), hendaknya kalian memberi klarifikasi dengan klarifikasi yang gamblang dan terperinci yang merupakan jalan para nabi alaihimush sholatu was sallam, Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman.
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya dia sanggup memberi klarifikasi dengan terang kepada mereka…” [Ibrahim/14: 4]” [Dari kaset Ajwibah ‘ala As’ilah Manhajiyah tangal 9 Syawwal 1419H]
[Pembahasan ini banyak menukil dari kitab Thoriq Ila Jama’atil umm oleh Syaikh Utsman Abdussalam Nuh]
[Disalin dari Majalah Al-Furqon Edisi 06 Tahun VI/Muharrom 1428H [Februari 2007], Diterbitkan Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon, Alamat Maktabah Ma’had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim 61153]
_______
Footnote
[1]. Di final nukilan disebutkan keterangan perihal Ahmad Sallam, yaitu bahwa dia ialah seorang penulis yang banyak menuangkan pandangan perihal dakwah dan manhaj berdasarkan thoriqoh Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dan dia ialah kontributor (?!) di majalah Al-ASholah, Urdun (Yordania) (yang diterbitkan oleh Syaikh Muhammad Musa Alu Nashr, Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi dan yang lainnya, pen). Keterangan majalah (As-Silmi) tersebut perihal Ahmad Sallam ini ialah keterangan yang keliru, alasannya ialah yang benar dia ialah seorang Haroki yang banyak mencela para ulama Slafiyyin, memuji kelompok Ikhwanul Muslimin, membela para tokoh bid’ah menyerupai Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb dan Adnan Ar’ur, serta menganut manhaj Muwazanah yang bid’ah. Ahmad Sallam ini dikatakan oleh Syaikh Ubaid Al-Jabiri hafizhahullahu sebagai orang Quthbi, dan Ahmas Sallam ini telah ditahdzir dan dijelaskan kesalahannya oleh banyak ulama menyerupai Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh Shalih Al-Luhaidan, Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi, Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi, dan yang lainnya. Lihat kaset Kasyfu Litsam an Mukholafati Ahmad Sallam kumpulan dari jawaban para Syaikh dan kitab Tahdzirul Anam min Akhtho’i Ahmad Sallam oleh Abu Nur bin Hasan bin Muhammad Al-Kurdi dengan kata pengantar Syaikh Ubaid Al-Jabiri.
[2]. Penerbit buku Membongkar Kedok Salafiyyun Sempalan yang penuh dengan celaan dan kedustaan terhadap manhaj Salaf dan para ulama Salafiyyin. Lihat bantahan terhadap buku ini dalam majalah Al-Furqon Th 6 Edisi 5 Dzulhijjah 1427H
[3]. Adapun para ulama Ahli Sunnah wal Jama’ah telah setuju bahwa barangsiapa yang berhukum dengan selain aturan Alloh dari undang-undang buatan insan dan hukum-hukum jahiliah, dengan mengingkari wajibnya berhukum dengan aturan Alloh, atau beropini tolong-menolong aturan Alloh tidak relevan dengan zaman sekarang, atau beropini sama saja berhukum dengan aturan Alloh atau dengan yang lainnya, maka orang ini keluar dari Islam secara keseluruhan. Demikian juga para ulama Ahli Sunnah setuju bahwa siapa saja yang berhukum dengan selain aturan Alloh dengan mengakui wajibnya berhukum dengan aturan Alloh dan tidak megingkarinya, maka dia belum hingga kepada kekufuran yang mengeluarkannya dari Islam (Lihat Fiqh Siyasah Syar’iyyah hal. 86). Kesepakatan ulama Ahli Sunnah ini tidak diterima oleh para Harokiyyin, mereka tetap bersikeras pada pendirian mereka dan menghukumi orang yang mengikuti perincian aturan di atas sebagai orang-orang Murji’ah menyerupai yang tercantum dalam Majalah Haroki An-Najah Surakarta Edisi 12/Th I Rajab 1427H/ Agustus 2006. Tentang bantahan kepada mereka dalam duduk kasus ini lihat pembahasan Tafsir Ibnu Abbas terhadap “Ayat Hukum” dalam Majalah Al-Furqon Th. 6 Edisi 5 Dzul-Hijjah 1427H rubrik Manhaj
[4]. Dengan tanzhim sirri (jaringan rahasia). Lihat pembahasan Tanzhim Sirri dalam Majalah Al-Furqon Thn 5 Edisi 10 rubrik Manhaj
[5]. Dengan membentuk partai sebagai sarana merebut kekuasaan. Dua langkah inilah yang ditempuh oleh seorang tokoh haroki yang paling masyhur yaitu Hasan Al-Banna, dia menyusun gerakan diam-diam yang berjulukan Jaringan Khusus pada tahun 1940M dan pada tahun 1942M dia membawa kelompok Ikhwanul Muslimin untuk ikut pemilu Mesir. Mahmud Ash-Shobbagh seorang tokoh Ikhwanul Muslimin dalam kitabnya Tanzhim Khosh, menyebutkan bahwa di antara kiprah Jaringan Khusus ialah melaksanakan peledakan dan pembunuhan dalam rangka penggulingan kekuasaan. Ternyata dua langkah yang ditempuh oleh Hasan Al-Banna ini diikuti oleh para haroki di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
[6]. Inilah jalan yang ditempuh oleh Salafiyyun dari zaman ke zaman, menyerupai dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah di Jazirah Arabia yang –dengan izin Alloh- menghasilkan sebuah negeri yang berlandaskan kepada aturan Alloh yaitu Daulah Su’udiyyah. Lihat pembahasan Dakwah Salafiyyah dan Daulah Su’udiyyah dalam majalah Al-Furqon Thn 5 Edisi 9 rubrik manhaj

0 Response to "Talbis Salafi Haroki"

Post a Comment