Umur Umat Islam +-1500 Tahun Hijriah

UMUR UMAT ISLAM +-1500 TAHUN HIJRIAH (AL HADIST)


Rate This

 Segala puja dan puji hanyalah bagi ALLAH yang Maha Suci dan Maha Agung UMUR UMAT ISLAM +-1500 TAHUN HIJRIAH
Segala puja dan puji hanyalah bagi ALLAH yang Maha Suci dan Maha Agung. Satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Tidak ada sekutu bagi ALLAH sang penguasa alam ghaib, DIA pemilik segala diam-diam dan di tangan ALLAH langit dan bumi. Salam dan selawat senantiasa tercurah kepada insan utama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pemimpin kaum mukmin.
1. Al Hafidz Ibnu Hajar
Umur umat Yahudi = umur umat Katolik + umur umat Islam.
Umur umat Yahudi semenjak diutusnya Nabi Musa AS hingga diutusnya Nabi Isa AS yaitu 1500 tahun. Umur umat Katolik semenjak diutusnya Nabi Isa AS hingga diutusnya Nabi Muhammad SAW yaitu 600 tahun. Sehingga:
Umur Yahudi = Umur Katolik + Umur Islam
1500 tahun = 600 tahun + 900 tahun
Ibnu Hajar menyampaikan adanya komplemen 500 tahun sesuai hadis marfu dari Sa’ad bin Abu Waqqash bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya saya berharap biar umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka dengan mengundurkan (mengulurkan) umur mereka selama setengah hari. Kemudian Sa’ad ditanyai orang: Berapakah lamanya setengah hari itu? Sa’ad menjawab: “Lima ratus tahun” [hadits shahih riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al Hakim, Abu Nu’aim dan disahihkan oleh Al Albani]
Jadi total umur Islam berdasarkan Ibnu Hajar yaitu 900 + 500 tahun = 1400 tahun lebih, belum termasuk komplemen (karena mustahil umur itu bernilai genap)
Jika kini tahun 1436 H (2015 M), berarti sudah melewati lebih dari 1400 tahun itu. Sedangkan komplemen yang dimaksud itu mungkin yaitu umur Nabi Muhammad SAW, alasannya Islam yaitu agama yang dibawa oleh Beliau. Juga ditambah dengan 13 tahun alasannya awal penulisan tahun Hijriah dimulai pada dikala Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dan 13 tahun yaitu ketika dia di Makkah.
Sehingga umur Islam adalah:
1400 + 63 (umur Nabi) + 13 (tahun sebelum hijrah) = 1476 tahun
 Jika dikurangi dengan masa kita hidup ini yaitu 2015 M (1436 Hijirah), berarti 1476 – 1436 = 40 tahun, thus, 40 tahun yaitu sisa umur umat Islam dari hari ini.”
Apakah pada tahun 2055 M Islam sudah hilang dari muka bumi? Hanya ALLAH yang mengetahuinya
2. Imam Ibnu Rajab Al Hanbali
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya masa menetap kau dibandingkan dengan umat-umat yang telah berlalu yaitu menyerupai jarak waktu antara salat Ashar hingga terbenamnya matahari (HR. Imam Bukhari). Menurut Ibnu Rajab, “umat-umat yang telah berlalu” itu yaitu umat Nabi Musa AS (Yahudi) dan umat Nabi Isa AS (Nasrani).
Imam Ibnu Rajab Al Hanbali meletakkan keseluruhan masa dunia yaitu menyerupai satu hari penuh dengan siang dan malamnya. Imam Ibnu Rajab Al Hanbali menimbulkan waktu umat-umat terdahulu dari masa Nabi Adam hingga Nabi Musa menyerupai waktu satu malam dan waktu itu yaitu 3000 tahun. Kemudian dia menimbulkan masa umat-umat yahudi, nasrani dan Islam yaitu menyerupai waktu siang dari hari tersebut, maka berarti waktu itu juga 3000 tahun.
Imam Ibnu Rajab Al Hanbali menafsirkan hadis Bukhari lainnya bahwa masa-masa amaliah umat Nabi Musa AS hingga datangnya Nabi Isa AS menyerupai setengah hari pertama, dan masa amaliah umat Isa yaitu menyerupai waktu salat Zuhur hingga salat Ashar, dan masa amaliah umat Islam yaitu menyerupai setelah salat Ashar hingga terbenamnya matahari.
Kaprikornus perhitungan berdasarkan Ibnu Rajab itu sebagai berikut:
• Masa umat-umat Adam hingga Musa = satu malam penuh = 3000 tahun
• Masa umat-umat (yahudi – nasrani – Islam) = satu siang penuh = 3000 tahun
• Umur Yahudi = setengah hari dari siang tersebut = ½ dari 3000 = 1500 tahun
• Umur Katolik = mengikuti hadis Muslim dari Salman al Farisi yaitu = 600 tahun
Maka umur umat Islam yaitu 1500 – 600 = 900 tahun. Kemudian 900 tahun ini ditambahkan lagi 500 tahun (setengah hari akhirat) (lihat: hadits dari Saad bin Abu Waqash riwayat Abu Dawud).
Thus, umur Islam yaitu 900 + 500 = 1400 tahun, belum termasuk komplemen tahun. Namun dia tidak menyebut berapa tahun tambahannya.
Perhitungan ini sama dengan method yang dipakai oleh Ibnu Hajar.
Perihal Khilafat Ummah:Dari Nukman bin Basyir, katanya, ‘Suatu ketika kami sedang duduk2 di Masjid Nabawi dan Basyir itu seorang yg tidak banyak bercakap.Datanglah Abu Saklabah kemudian berkata ” Wahai Basyir bin Saad, adakah kau hafaz hadis Rasulullah perihal para pemerintah?’
Huzaifah RA kemudian segera menjawab.” Aku hafal akan khutbah Rasulullah SAW itu.” Maka duduklah Abu Saklabah Al Khusyna untuk mendengar hadis berkenaan.
Maka kata Huzaifah RA, Rasulullah SAW telah bersabda. “Telah berlaku Zaman Kenabian ke atas kamu, maka berlakulah Zaman Kenabian sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat zaman itu menyerupai yg Dia kehendaki.
”Kemudian belakulah zaman Kekhalifahan (Khulafaur Rasyidin) yang berjalan sepertimana Zaman Kenabian. Maka berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya.
Lalu berlakulah zaman raja-raja yang zalim ( malikun a’adhun/zaman kesultanan ). Berlakulah zaman itu menyerupai yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya pula.
Kemudian berlakulah zaman penguasa diktator (mulkan jabbariyan/penguasa yang memaksakan ideologi yang bukan ideologi islam, dan aturan yang bukan dari aturan islam) dan berlakulah zaman itu menyerupai mana yang Allah kehendaki.
Kemudian berlakulah pula zaman kekhalifahan yang berjalan di atas cara hidup Zaman Kenabian.”
Kemudian Rasulullah SAW pun diam.
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal di dalam kitabnya Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal, Juzuk 4, halaman 273.Juga terdapat dalam kitab As-Silsilatus Sahihah, Jilid 1, hadis nombor 5.]
1. Zaman Kenabian (Nubuwwah) dan rahmat
2. Zaman Khulafaurrasyidin dan rahmat
3. Zaman pemerintahan raja-raja yang zalim (kerajaan-kerajaan Islam)
4. Zaman penguasa diktator pembawa fasad dan kegelapan
5. Zaman Khalifah atau Ummah kedua yang berjalan diatas cara hidup zaman kenabian yakni zaman pemerintahan Imam Mahdi dan Nabi Isa.
Zaman Nubuwwah (Kenabian) dan Zaman Khulafaurrasyidin. Zaman ini yaitu zaman pemerintahan di bawah Rasulullah dan zaman pemerintahan di bawah khalifah 4 (Sayyidina Abu Bakar as Siddiq, Sayyidina Umar al Faruq, Sayyidina Utsman bin Affan, dan Sayyidina Ali). Dua zaman pertama ini memiliki banyak kesamaan, dan dikenal juga sebagai Zaman Ummah Awwal.
Telah berkata akan Imam Malik RA:
لان يصليها أخري هذه الأمه إلا ما أصلها أولها
Lan yusliha akhiri hazihi ummah illa ma aslaha awwaluha
“Tidak akan sekali-kali dipulihkan akan ummat yang final ini melainkan kembali kepada cara pemulihan ummat yang terdahulunya (Para Sohabah RA) [ash-Shifaa of Qaadee ‘Iyyaadh, (2/676)]
Perihal Umur Ummah:
Perihal umur umat Nabi SAW. 3 pendapat dari ulama-ulama yang populer dalam aliran Ahlussunnah wal Jamaah yaitu dari:1. Al Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani dari Mazhab Syafi’i
2. Jalaluddin As Suyuthi (Imam Suyuthi)
3. Imam Ibnu Rajab al HanbaliKita menganggap pendapat mereka bertiga sangat rasional, sehingga sebagaimana tujuan para Imam itu  menyeru kepada insan biar senantiasa bersiap diri dan mengerjakan amal ibadah yang banyak, maka  demikian pula halnya dengan kita yang berharap biar insan yang tertidur kembali terjaga, biar manusia  yang lalai dalam agamanya menjadi kembali kepada sunnah Rasulnya, dan biar kita mati dan menghadap  ALLAH subhanahu wa ta’ala dalam keadaan ridha dan diridhai.
AL HAFIDZ IBNU HAJAR
Hadits riwayat Al Bukhari yang artinya:
Perumpamaan kaum Muslimin dan Yahudi serta Nasrani, menyerupai perumpamaan seorang yang mengupah satu kaum (Yahudi) untuk melaksanakan sebuah pekerjaan hingga malam hari, namun mereka melakukannya hanya hingga tengah hari. Lalu mereka pun berkata, “Kami tidak membutuhkan upah yang engkau janjikan pada kami, dan apa yang telah kami kerjakan, semuanya bagi-mu”.
Ia pun berkata, “Jangan kalian lakukan hal itu, sempurnakanlah sisa waktu pekerjaan kalian dan ambillah upah kalian dengan sempurna”.
Mereka (Yahudi) pun menolak dan meninggalkan orang itu. Maka orang itu mengupah beberapa orang (Nasrani) selain mereka (Yahudi), ia berkata: “Kerjakanlah sisa hari kalian dan bagi kalian upah yang telah saya janjikan untuk mereka (Yahudi)”.
Sehingga ketika tiba waktu sholat Ashar, mereka (Nasrani) berkata, “Ambillah apa yang telah kami kerjakan untukmu dan juga upah yang engkau sediakan untuk kami.”
Orang itu berkata, “Sesungguhnya sisa waktu siang tinggal sedikit.”
Mereka (Nasrani) tetap menolak, sehingga orang itu mengupah satu kaum yang lain (Muslimin) untuk melanjutkan pekerjaan sehingga selesai sisa hari mereka (Nasrani).
Maka kaum itu (Muslimin) pun bekerja pada sisa hari mereka (Nasrani), yaitu sehingga terbenamnya matahari dan mereka pun menerima upah yang tepat yang dijanjikan kepada dua kelompok sebelumnya.
Seperti itulah perumpamaan mereka (Yahudi dan Nasrani) dan perumpamaan apa yang kalian (Muslimin) terima pada cahaya (hidayah) ini.
(HR Al Bukhari. Lihat Fathul-Kabir juz V hlm. 202 no: 5728)
Adapun klarifikasi hadits ini berdasarkan Al Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani: “Para Ahli Naql telah setuju bahwa masa (umur) bangsa Yahudi–sejak diutusnya Musa as–sampai diutusnya Muhammad saw yaitu lebih dari 2000 tahun. Dan umur Katolik dari jumlah itu sebanyak 600 tahun. Satu pendapat menyampaikan lebih sedikit dari itu” (Fathul-Barri juz IV hlm. 449)
Bagaimana Jika Umur Umat Islam Sudah Berakhir?
Setelah umur umat Islam berakhir (ditandai dengan wafatnya Nabi Isa Al-Masih), maka setelah itu kita orang Islam masih hidup. Ada yang menyampaikan selama 40 tahun lagi. Namun selama itu tidak ada lagi mualaf, artinya, tidak ada lagi orang yang diterima masuk Islam, dan tidak ada lagi tobat yang diterima alasannya pada final Umur Umat Islam itu matahari akan terbit dari arah Barat. Kemudian insan akan kembali kepada kekafiran dan kemunafikannya, bahkan lebih merajalela lagi.


0 Response to "Umur Umat Islam +-1500 Tahun Hijriah"

Post a Comment