SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB MELAKUKAN PEMBUNUHAN DAN PENGKAFIRAN?!
Pada hlm. 61-138 buku "Sejarah Berdarah Sekfe Salafi Wahabi", penulis menguraikan panjang lebar bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab melaksanakan pembunuhan dan pengkafiran terhadap kaum muslimin, termasuk ulama. Inilah yang menjadi inti buku tersebut.
Jawaban:
Demikian penulis artikel memuntahkan isi hatinya tanpa kendali!! Aduhai alangkah murahnya dia mengobral kebohongan dan melempar tuduhan!! Tidakkah dia sedikit takut akan adzab dan mengingat akhir para pendusta yang akan memikul dosa?! Tidakkah dia menyadari bahwa dusta yaitu ciri utama orang-orang yang hina?!!
Tuduhan yang satu ini begitu laris-manis tersebar semenjak dahulu sampai kini, padahal Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri telah menepis tuduhan ini dalam banyak kesempatan. Terlalu panjang jikalau dinukilkan seluruhnya, maka kita cukupkan di sini sebagian saja:
1. Dalam suratnya kepada penduduk Qoshim, dia menawarkan aba-aba terhadap tuduhan musuh bebuyutannya (Ibnu Suhaim), dan berlepas diri dari tuduhan keji yang dilontarkan kepada beliau. Beliau berkata, “Alloh mengetahui bahwa orang tersebut telah menuduhku yang bukan-bukan, bahkan tidak pernah terbetik dalam benakku, di antaranya dia menyampaikan bersama-sama saya mengatakan, ‘Manusia semenjak 600 tahun silam tidak dalam keislaman, saya mengkafirkan orang yang bertawassul kepada orang-orang sholih, saya mengkafirkan al-Bushiri, saya mengkafirkan orang yang bersumpah dengan selain Alloh….’ Jawabanku terhadap tuduhan ini, ‘Maha Suci Engkau ya Robb kami, sesungguhnya ini kedustaan yang amat besar.’” (Majmu’ah Muallafat Syaikh : 5/11, 12)
2. Demikian juga dalam suratnya kepada Syaikh Abdurrohman as-Suwaidi -salah seorang ulama Irak- dia menyampaikan bahwa semua tuduhan tersebut yaitu makar para musuh yang ingin menghalangi dakwah tauhid. Beliau berkata, “Mereka mengerahkan bala tentaranya yang berkuda dan berjalan kaki untuk memusuhi kami, di antaranya dengan berbagi kebohongan yang seharusnya orang berakalpun aib untuk menceritakannya, apalagi menyebarkannya, salah satunya yaitu apa yang Anda sebutkan, yaitu bahwa saya mengkafirkan seluruh insan kecuali yang mengikuti saya, dan saya menganggap bahwa ijab kabul mereka tidak sah. Aduhai, bagaimana sanggup hal ini diterima oleh seorang yang bakir sehat? Adakah seorang muslim, kafir, sadar maupun asing sekalipun yang berucap menyerupai itu?!” (Ibid. 5/36)
3. Syaikh Abdulloh bin Muhammad bin Abdul Wahhab membantah tuduhan di atas, “Adapun tuduhan yang didustakan kepada kami dengan tujuan untuk menutupi kebenaran dan menipu insan bahwa kami mengkafirkan insan secara umum, insan yang semasa dengan kami dan orang-orang yang hidup sehabis tahun enam ratusan kecuali yang sepaham dengan kami. Berekor dari itu, bahwa kami tidak mendapatkan bai’at seorang kecuali sehabis dia mengakui bahwa dirinya dahulu yaitu musyrik, demikian pula kedua orang tuanya mati dalam keadaan syirik kepada Alloh … semua ini hanyalah khurofat yang balasan kami menyerupai biasanya, ‘Maha Suci Engkau ya Alloh, ini yaitu kebohongan yang nyata.’ Barangsiapa menceritakan dari kami menyerupai itu atau menisbatkan kepada kami maka dia telah berdusta dan berbohong perihal kami. Barangsiapa menyaksikan keadaan kami dan menghadiri majelis ilmu kami serta bergaul dengan kami, pasti dia akan mengetahui secara pasti bahwa semua itu yaitu tuduhan palsu yang dicetuskan oleh musuh-musuh agama dan saudara-saudara setan untuk melarikan insan dari ketundukan dan memurnikan tauhid hanya kepada Alloh saja dengan ibadah dan meninggalkan seluruh jenis kesyirikan.” (Al-Hadiyyah As-Saniyyah hlm. 40)
4. Syaikh Sulaiman bin Sahman berkata, “Sesungguhnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab meniti jalan yang ditempuh oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam para sahabat Radhiyallahu anhum, dan para imam pendahulu. Beliau tidak mengkafirkan kecuali orang yang telah dikafirkan Allah dan Rosul-Nya dan disepakati kekufurannya oleh umat. Beliau menyayangi seluruh hebat Islam dan ulama mereka. Beliau beriman dengan setiap kandungan al-Qur’an dan hadits shohih. Beliau juga melarang keras dari menumpahkan darah kaum muslimin, merampas harta dan kehormatan mereka. Barang siapa menisbatkan kepada dia hal yang berseberangan dengan Ahli Sunnah wal Jama’ah dari kalangan salaf umat ini maka dia telah dusta serta berkata tanpa dasar ilmu.” (Al-Asinnah Al-Haddad fi ar-Raddi ‘ala Alwi Al-Haddad hlm. 56-57 secara ringkas)
0 Response to "Wahhabi Takfiri Benarkah?"
Post a Comment