Nurda Thahir
Radhia Mardhia
Mulyana Raesa
Shifwah Athifa
Zoel Hak Multysukses
Herliman- Maman
Vivi Savitri
Ummu Ryan Asy Syahidah
Lentera Senja
Irma Amalia Ruray
Mulyadi Djailani
Ferial Said Umar
Maharani Soegeng
Abu Daffa Madiu
Wahyuni Tubagus
Dini Anggraeni
Penjual Kukis
Ábdullah Muwahhid As-Sundawi
Abul Fadhilah
Nilam Sari 'inn Ruray
Raymon Victor
Alia Ruray
Adhe Ruray
Nadya Ramadhany Ruray
Ahmad Syamsudin
Chairil Anwar
Rosihan Abu Ruqayyah
Ummu 'Abdillah Bintu Daniel
Sofyan Chalid Ruray
Sofyan Chalid bin Idham Ruray - www.SofyanRuray.info
JANGAN KAMU HERAN, PENYEMBAH PATUNG AKAN SELALU MEMUSUHI ISLAM...!

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

“Sesungguhnya kau dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” [Al-Maidah: 82]

‪#‎Beberapa_Pelajaran‬:

1. Peringatan kepada umat Islam untuk berhati-hati dan selalu waspada terhadap para penyembah berhala, penyembah patung-patung yang mereka pahat sendiri;

• Kapan kaum muslimin lemah dan lengah, sedang mereka berkuasa dan mampu, pasti mereka akan menyerang, menyiksa, membunuh dan mengusir kaum muslimin,

• Bahwa ajaran-ajaran kasih sayang mereka hanyalah kepalsuan dan muslihat belaka. Kaum muslimin Rohingya di Myanmar yaitu saksi-saksi hidup akan kepalsuan dan muslihat mereka di kala modern ini.

Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari rahimahullah berkata,

يقول تعالى ذكره لنبيه محمدّ صلى الله عليه وسلم: لتجدن، يا محمد، أشدَّ الناس عداوةً للذين صدَّقوك واتبعوك وصدّقوا بما جئتهم به من أهل الإسلام "اليهودَ والذين اشركوا"، يعني: عبدة الأوثان الذين اتخذوا الأوثان آلهة يعبدونها من دون الله

“Allah ta’ala dzikuruhu mengingatkan kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam dalam ayat ini: Engkau benar-benar akan mendapati wahai Muhammad, orang-orang yang paling keras memusuhi kaum muslimin yang membenarkanmu, meneladanimu dan membenarkan ajaranmu yaitu Yahudi dan orang-orang musyrik, yaitu para penyembah berhala yang menimbulkan berhala-berhala sebagai ‘tuhan-tuhan’ yang mereka sembah selain Allah ta’ala.” [Tafsir Ath-Thobari, 10/498]

2. Pembenci Islam terbesar yaitu Yahudi dan Musyrikin. Asy-Syaikh Al-Mufassir Abdur Rahman As-Si’di rahimahullah berkata,

فهؤلاء الطائفتان على الإطلاق أعظم الناس معاداة للإسلام والمسلمين، وأكثرهم سعيا في إيصال الضرر إليهم، وذلك لشدة بغضهم لهم، بغيا وحسدا وعنادا وكفرا.

“Maka secara mutlak, dua golongan inilah yang paling memusuhi dan paling banyak berusaha menimpakan ancaman terhadap Islam dan kaum muslimin, hal itu lantaran besarnya kebencian mereka terhadap kaum muslimin, serta sifat mereka yang melampaui batas, hasad, menentang dan kufur.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 241]

• Mereka tidak akan pernah senang terhadap kaum muslimin hingga mengikuti agama mereka,

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِير

“Orang-orang Yahudi dan Kristen tidak akan senang kepada kau hingga kau mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan bekerjsama bila kau mengikuti kemauan mereka sesudah pengetahuan tiba kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” [Al-Baqoroh: 120]

Allah ta'ala juga berfirman,

وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kau hingga mereka (dapat) memurtadkan kau dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kau dari agamanya, kemudian beliau mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka infinit di dalamnya.” [Al-Baqoroh: 217]

3. Tidak ada alasan mengapa orang-orang kafir membenci kaum muslimin selain lantaran kekafiran mereka kepada Allah ta’ala dan keimanan kaum muslimin kepada-Nya, maka ayat yang mulia ini sekaligus mengingatkan kaum muslimin bahwa diantara konsekuensi keimanan yaitu dimusuhi dan memusuhi orang-orang kafir. Allah ta’ala berfirman,

وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

“Dan mereka (orang-orang kafir) tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan lantaran orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” [Al-Buruj: 8]

• Karena itu, memusuhi orang-orang kafir yaitu sifat kaum mukminin. Allah ta’ala berfirman,

لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

“Engkau tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir; berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, meskipun musuh Allah tersebut yaitu bapak-bapak mereka, bawah umur mereka, saudara-saudaramereka dan karib kerabat mereka.” [Al-Mujadalah: 22]

• Barangsiapa menyayangi orang-orang kafir maka ia pecahan dari mereka. Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen sebagai orang-orang yang kau cintai; sebahagian mereka (orang-orang kafir) hanya pantas menjadi orang-orang yang dicintai bagi sebahagian yang lain (orang-orang kafir pula). Barangsiapa di antara kau mengambil mereka sebagai orang-orang yang dicintai, maka bekerjsama beliau termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” [Al-Maidah: 51]

• Akan tetapi kaum muslimin tetap dihentikan berlaku zalim kepada orang-orang kafir, walau mereka zalim terhadap kaum muslimin. Inilah diantara keadilan dan rahmat Islam, bahwa kebencian seorang muslim terhadap kekafiran dan orang-orang kafir yaitu wajib, tapi itu bukan alasan yang membolehkannya berbuat zalim kepada mereka. Allah ta’ala berfirman,

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَنْ لا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kau untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, lantaran adil itu lebih erat kepada takwa.” [Al-Maidah: 8]

• Bahkan walau mereka berbuat zalim kepada seorang muslim, maka ia hanya boleh membalas sekadar kezaliman tersebut, tidak boleh melampaui batas. Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

وَقَوْلُهُ: {فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ} أمْر بِالْعَدْلِ حَتَّى فِي الْمُشْرِكِينَ: كَمَا قَالَ: {وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ} وَقَالَ: {وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا}

“Dan firman Allah ta’ala,

فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ

“Oleh alasannya itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (Al-Baqoroh: 194)

Ayat ini yaitu perintah untuk berbuat adil walau terhadap kaum musyrikin, sebagaimana firman Allah ta’ala pada ayat yang lain,

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ

“Dan bila kau memperlihatkan balasan, maka balaslah dengan tanggapan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.” (An-Nahl: 126)

Dan firman Allah ta’ala,

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا

“Dan tanggapan suatu kejahatan yaitu kejahatan yang serupa.” (Asy-Syuro: 140).” [Tafsir Ibnu Katsir, 1/527]

• Karena itulah, tidak dibenarkan untuk membalas dan menakut-nakuti orang-orang kafir yang ada di suatu negeri lantaran kezaliman orang-orang kafir di negeri yang lain, alasannya itu yaitu kezaliman. Apalagi bila orang-orang kafir tersebut termasuk kafir dzimmi, yaitu orang kafir yang tinggal di negeri muslim sebagai warga negara kaum muslimin, maka wajib bagi kaum muslimin untuk melindungi dan mendakwahi mereka, bukan lantaran kemuliaan maereka, tapi kaum muslimin memegang teguh perjanjian walau dengan orang-orang kafir, termasuk perjanjian dzimmah (kewarganegaraan di negeri muslim). Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيْحَهَا تُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ عَامًا

“Siapa yang membunuh kafir mu’ahad (yang terikat perjanjian), maka ia tidak akan mencium busuk nirwana dan bekerjsama busuk nirwana itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” [HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu'anhuma]

• Dan tidak ada jihad terhadap orang-orang kafir kecuali bersama pemerintah kaum muslimin. Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ يُطِعِ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

“Siapa yang taat kepadaku maka sungguh ia telah taat kepada Allah dan siapa yang bermaksiat terhadapku maka sungguh ia telah bermaksiat kepada Allah. Dan siapa yang taat kepada pemimpin maka sungguh ia telah taat kepadaku dan siapa yang bermaksiat kepada pemimpin maka sungguh ia telah bermaksiat kepadaku. Dan bekerjsama seorang pemimpin yaitu tameng, dilakukan peperangan di belakangnya dan dijadikan sebagai pelindung.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'ahu]

Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

أَيْ يُقَاتَلُ مَعَهُ الْكُفَّارُ وَالْبُغَاةُ وَالْخَوَارِجُ وَسَائِرُ أَهْلِ الْفَسَادِ وَالظُّلْمِ مُطْلَقًا

“Maknanya: Berperang hendaklah dilakukan bersama pemimpin untuk melawan orang-orang kafir, pemberontak, khawarij dan semua orang yang melaksanakan kerusakan dan kezaliman, secara mutlak.” [Syarhu Muslim, 12/230]

Al-Imam Al-Barbahari rahimahullah berkata,

واعلم أن جور السلطان لا ينقص فريضة من فرائض الله عز وجل التي افترضها على لسان نبيه صلى الله عليه وسلم؛ جوره على نفسه، وتطوعك وبرك معه تام لك إن شاء الله تعالى، يعني: الجماعة والجمعة معهم، والجهاد معهم، وكل شيء من الطاعات فشارك فيه، فلك نيتك.

“Ketahuilah, kezaliman penguasa tidak mengurangi suatu kewajiban kepada Allah ‘azza wa jalla yang Allah wajibkan melalui verbal Nabi-Nya shallallahu’alaihi wa sallam (yaitu menunaikan hak Penguasa), lantaran kezalimannya yaitu dosa yang membahayakannya, adapun ketaatanmu dan kebaikanmu kepadanya akan dibalas tepat untukmu insya Allah ta’ala, yaitu: Tetaplah melaksanakan sholat berjama’ah, sholat Jum’at dan berjihad bersamanya, dan dalam semua bentuk ketaatan bergabunglah dengannya (jangan memberontak), maka engkau akan mendapat sesuai dengan niatmu.” [Syarhus Sunnah, hal. 113]

4. Janganlah engkau heran; pembunuhan, penyiksaan dan pengusiran orang-orang kafir terhadap kaum muslimin bukanlah sesuatu yang baru, melainkan telah dialami oleh manusia-manusia yang paling mulia, yaitu para nabi dan rasul ‘alaihimussalaam serta pengikut-pengikut mereka. Allah ta’ala berfirman,

يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ

“Mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kau lantaran kau beriman kepada Allah, Rabb kalian.” [Al-Mumtahanah: 1]

• Diantara hikmahnya mengapa Allah ta’ala menakdirkan hal itu terjadi yaitu untuk menguji kaum muslimin siapa yang benar-benar beriman kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman,

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

“Apakah insan itu menduga bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan bekerjsama Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka bekerjsama Allah mengetahui orang-orang yang benar dan bekerjsama Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” [Al-‘Ankabut: 2-3]

• Hikmah lainnya yaitu bisa jadi untuk menghukum kaum muslimin atas dosa-dosa yang mereka kerjakan dan mengingatkan mereka untuk bertaubat kepada Allah ta’ala,

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ

“Dan tragedi alam saja yang menimpa kau maka yaitu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (kesalahan-kesalahanmu).” [Asy-Syuro: 30]

• Hikmah lainnya yaitu untuk mengingatkan kaum muslimin biar bersatu dan tidak berpecah belah,

وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا

“Dan janganlah kau berbantah-bantahan (berselisih), yang mengakibatkan kau menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, dan bersabarlah.” [Al-Anfal: 46]

• Hikmah lainnya yaitu sebagai pengangkat derajat, penambah pahala dan penghapus dosa bagi kaum muslimin yang bersabar dalam keimanan dan ketakwaan. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Hanyalah orang-orang yang sabar itu pahala mereka tanpa batas.” [Az-Zumar: 10]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya ujian. Dan bekerjsama Allah ta’ala apabila menyayangi suatu kaum maka Allah timpakan kepada mereka bala, barangsiapa ridho dengannya maka Allah pun ridho kepadanya, barangsiapa yang murka dengannya maka Allah pun murka kepadanya.” [HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Shahihul Jami: 2110]

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam juga bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ ، وَلاَ وَصَبٍ ، وَلاَ هَمٍّ ، وَلاَ حُزْنٍ ، وَلاَ أَذًى ، وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

"Tidak ada tragedi alam apa pun yang menimpa seorang muslim, apakah keletihan, penyakit, kegalauan, kesedihan, kezaliman, sakit hati, hingga duri kecil yang menusuk kakinya, kecuali dengan itu Allah ta'ala akan menghapus kesalahan-kesalahannya." [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallaahu ta'ala 'anhuma]

• Pada hasilnya Allah ta’ala akan menolong orang-orang yang teguh dan sabar dalam keimanan dan ketakwaan. Allah ta’ala berfirman,

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kau menduga bahwa kau akan masuk surga, padahal belum tiba kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan majemuk cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya proteksi Allah?" Ingatlah, bekerjsama proteksi Allah itu amat dekat.” [Al-Baqoroh: 214]

5. Kewajiban kaum muslimin untuk saling menolong, terutama saat kaum muslimin dizalimi lantaran keimanan mereka,

وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ

“Jika mereka (kaum muslimin) meminta proteksi kepadamu dalam agama, maka kau wajib memperlihatkan pertolongan.” [Al-Anfal: 72]

• Sebagaimana membenci dan memusuhi orang-orang kafir yaitu konsekuensi keimanan, demikian pula menyayangi dan menolong kaum muslimin termasuk konsekuensi keimanan. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yaitu bersaudara lantaran itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kau mendapat rahmat.” [Al-Hujurat: 10]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan sebuah bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, menyayangi dan berlemah lembut di antara mereka bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggota badan yang sakit maka seluruh badan akan ikut merasa sakit hingga tidak bisa tidur dan merasa demam.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhu]

Sumber: http://sofyanruray.info/jangan-kamu-heran-penyembah-patung-akan-selalu-memusuhi-islam/
Tauhid7 jam yang lalu
Tampilkan Ukuran PenuhKirim sebagai PesanLaporkan Foto
Tulis komentar...

Rosdiana M Aly

izin share ustadz, jazaakallahu khairan
Suka1BalasLainnya4 jam yang lalu

Wawan Haryanto

Ya Allah musnahkanlah bumi burma. Tengelamkan negri burma ya Allah menyerupai fi'aun dan tentranya. Selamatkanlah hambamu yang saleh
SukaBalasLainnya23 menit yang lalu