Bagi Kalian pasangan yang ingin menikah tapi terkendala restu Orang Tua, hal itu tentu bisa menciptakan Kalian pesimis bahkan pernah ada pikiran untuk menyerah. Kalian merasa kehidupan Kalian sangat sulit hingga menganggap tidak ada yang bisa mengerti perasaan Kalian.
Padahal Kalian sudah sama-sama Sayang dan tidak main-main ingin serius menikah, membina Rumah Tangga dan melanjutkan hidup berdua. Orang Tua yang tidak memberi restu, terkesan terbelakang dan egois memikirkan diri sendiri. Menderita batin sudah merupakan hal yang masuk akal dirasakan. Tapi apakah Kalian tahu kalau jaman dulu itu lebih sulit dari masa kini. Sejak dulu, persoalan restu Orang renta sudah menjadi hal yang umum. Bahkan lantaran keadaan, usaha untuk mendapatkan restu Orang renta jaman dulu itu lebih sulit. Hasil dari wawancara penulis dengan banyak saksi hidup dan pelaku, inilah persoalan restu Orang renta pada jaman dahulu. Pada masa-masa sesudah Indonesia gres saja Merdeka.
Dulu sebelum Kalian Ada, masih kental dengan budaya perjodohan. Tapi tidak semua anak mau menuruti perintah Orang tua. Sebab sering sekali kedua pihak yang dijodohkan tidak saling mengenal. Padahal kadang masing-masing sudah mempunyai korelasi dengan Orang lain.
Tahukah kalian pada masa itu resiko yang harus dihadapi sangatlah berat. Banyak sekali yang hingga tidak diakui sebagai anak hanya lantaran menolak perjodohan. Karena sebelum terjadi perjodohan, orang renta dengan calon besan biasanya sudah mempunyai korelasi baik bahkan hingga hutang budi. Inilah yang menciptakan Orang renta merasa sangat murka jikalau anaknya menolak perjodohan. Orang renta dari kedua belah pihak, harus menanggung aib yang teramat besar. Apalagi sudah ada penentuan perihal hari untuk melamar.
Banyak Orang renta yang kesudahannya tidak pernah mau menyetujui anaknya menikah dengan pilihannya sendiri, lantaran Orang renta masih menginginkan anaknya menikah dengan pilihan Orang Tua. Sehingga itu menciptakan anak terpaksa berjuang sendiri hingga Orang renta tidak punya pilihan lain.
Belum lagi, jaman dulu masih kental dengan solusi singkat sebagai ajang balas dendam lantaran merasa dipermalukan. Santet dan premansime masih sangat berpengaruh pada masa tersebut. Hukum belum begitu berpengaruh menyerupai kini ini, jaman dulu pun masih pada buta aturan sehingga banyak agresi premanisme lantaran hal ini.
Belum ada sarana komunikasi handphone menyerupai kini ini. Makanya pada jaman dulu, persaingan tampak begitu ketat lantaran kurangnya informasi. Anak gadis yang begitu diinginkan oleh calon mertua, biasanya menjadi target oleh aneka macam pihak. Sudah pernah insiden 3 orang melamar pada satu kawasan dengan tujuan anak gadis yang sama dalam waktu bersamaan.
Dan persoalan yang sering dihadapi ialah tidak ada terusan komunikasi saat tidak mendapatkan restu, sering sekali pasangan kekasih merasa kesulitan untuk memilih langkah. Kemampuan untuk meyakinkan pasangan pun tidak ada, sehingga kadang saat salah satu berjuang ternyata pihak yang diperjuangkan sudah mendapatkan lamaran laki-laki lain lantaran tidak saling memahami langkah selanjutnya yang akan dilakukan. Sekarang tinggal mengirim pesan singkat, sudah bisa menjadi cara untuk merencanakan sesuatu bersama.
Andai saja Kalian hidup di masa itu, mungkin Kalian akan merasa beruntung lantaran sudah hidup di masa kini ini. Jika Kalian mengalami kondisi menyerupai dulu, sekali dihentikan dan sang anak hingga dikekang, tidak banyak hal yang biasa dilakukan. Mungkin tidak akan pernah bisa bertemu bahkan merencanakan sesuatu lagi. Kalau kini masih enak, bisa berkomunikasi secara diam-diam.
Bukan cuma itu saja, adanya intimidasi hingga penganiayaan berat jaman dulu sudah menjadi hal yang bisa, itupun sering tidak hingga pada pihak kepolisian. Sehingga siapa yang punya nama besar, biasanya ditakuti. Orang yang lemah menyerupai tertindas.
Tapi menyerupai apapun yang terjadi, pada kesudahannya Mereka bisa menikah dan senang hingga punya anak cucu hingga sekarang. Itu tidak terlepas dari usaha Mereka mendapatkan restu Orang tua.
Maka lantaran Kalian hidup dimasa kini, lebih banyak akomodasi dan pemberian untuk memperjuangkan cinta Kalian. Jangan pernah mengalah dan teruslah untuk berjuang hingga titik penghabisan.
0 Response to "Tentang Restu Orang Renta Jaman Dulu, Anak Kini Masih Beruntung"
Post a Comment