Apakah Allah Itu Jahat

Di dalam kehidupan dunia ini kejahatan dan kebaikan selalu hadir bersama-sama. Keduanya berusaha untuk mengambil daerah didalam hati dan pikiran manusia. Maka, sering kali yang jahat dan yang baik itu mewujud dalam kehidupan yang nyata. Jadilah penderitaan dan kebahagiaan, tangisan dan tawa, sedih dan suka, susah dan senang. Adanya yang jahat dan yang baik dalam kehidupan ini menciptakan insan sering kali bertanya dari manakah atau dari siapakah yang jahat itu bersama-sama berasal? Apakah dari Allah? Apakah yang jahat juga merupakan ciptaan Allah?

Terkait dengan manusia, pertama-tama haruslah kita ingat bahwa insan diciptakan oleh Allah. Oleh lantaran yang baik dan yang jahat pada hakikatnya ada di dalam Allah, dikala insan diciptakan Allah otomatis yang baik dan yang jahat tersebut inheren dengan insan itu sendiri. Setelah diciptakan, insan diberikan sarana-sarana oleh Allah untuk mengontrol, mengatur, dan menata yang jahat itu sedemikian rupa di dalam dirinya sehingga yang jahat itu tidak berkuasa dan merajai kehidupannya. Allah juga menawarkan batas-batas kepada insan demi menjaga biar insan tetap berjalan di dalam koridor-koridor (kuasa kebaikan) yang telah ditentukan. Juga supaya insan tidak disesatkan dan dikelabui begitu saja oleh yang jahat yang sudah ada dalam dirinya tersebut. (Al Balad , Asy Syam dan Al Lail)

Sayangnya tidak sedikit insan yang bisa mengontrol yang jahat di dalam dirinya itu. Ketidakmampuan itu lebih disebabkan oleh ketidakmauan dan ketidakpatuhannya terhadap rambu-rambu yang telah ditetapkan Allah. Akibatnya, dikala insan menentukan tidak patuh, berkuasalah yang jahat itu terhadap manusia. Yang jahat merajai kehidupan manusia.

Yang jahat sebagai penyebab penderitaan selalu menghantui dan sering menguasai hidup insan dalam fakta kehidupannya. Maka, ada kesedihan dan penderitaan. Ketika ini terjadi, orang lebih melihat yang tidak baik ini bukan berasal dari Allah lantaran pada dirinya Allah yaitu Sang Baik, Adil, dan Benar. Ia yaitu Kasih. Tidak mungkin yang tidak baik keluar dari yang baik. Namun, sesungguhnya tidaklah demikian. Penderitaan yang disebabkan oleh yang jahat tadi, kembali lagi, secara ontologis itu berasal dari Allah.

Apakah ini berarti peristiwa-peristiwa kekejaman insan yang menciptakan sesamanya menderita atau hancurnya alam itu disebabkan oleh Allah? Tidak. Allah tidak menjadi pelaku di dalam kekejaman-kekejaman ibarat itu. Kalau dikatakan ibarat ini, orang akan bertanya mengapa Ia tidak bertindak? Menurut saya, Allah tetap bertindak. Ia tidak melaksanakan pembiaran sama sekali. Ia bertindak melalui orang-orang yang masih mau patuh dan taat kepada Dia, orang-orang yang tidak menjadi budak dari yang jahat itu, orang-orang yang lebih menentukan dipimpin dan dikuasai oleh yang baik, bukan yang jahat.

Hasilnya, aneka macam bentuk perlawanan terjadi terhadap yang jahat. Mengejawantahnya yang jahat dalam tindakan insan yang merusak ibarat itu juga yaitu bukti bahwa insan yaitu rapuh dan rentan menjadi jahat jika tidak terhubung dengan Allah. Dengan kata lain, insan harus bisa berguru dari perbuatannya sendiri atau perbuatan sesamanya bahwa Ia harus selalu bersandar pada Sang Khalik.



Dari aneka macam sumber

Wallahu A'lam

0 Response to "Apakah Allah Itu Jahat"

Post a Comment