Beberapa perwakilan dari ulama yang tergabung dalam wadah Solidaritas Ormas Islam atau disingkat SOLI meminta biar ada reformasi di Kepolisian RI dan perubahan pendekatan dalam pemberantasan terorisme.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin ketika di Lamongan, Jawa Timur, Selasa (12/3/2013), mengklarifikasi soal anjuran pembubaran Detesemen Khusus 88 Anti Teror. Ia berharap kepolisian tidak memakai cara teror dalam memberantas terorisme.
Hasil diskusi bersama perwakilan SOLI secara kasat mata menurut rekaman video yang ada menawarkan telah terjadi pelanggaran hak asasi insan berat dalam pemberantasan terorisme. Selanjutnya Din bersama SOLI mengimbau biar ada reformasi di badan Kepolisian dan berubah pendekatannya biar lebih kredibel dan profesional. Polisi dapat mengajak masyarakat dalam pemberantasan terorisme yang telah menjadi musuh bersama.
Dalam upaya pemberantasan terorisme harus ada perubahan pendekatan dari kepolisian biar tidak melaksanakan pelanggaran HAM. "Jangan memberantas terorisme dengan pendekatan teror juga," kata Din. Din menyayangkan pihak Markas Besar Kepolisian RI membantah kebenaran video kekerasan dalam pemberantasan terorisme, alasannya masih banyak video lain sejenis. Ia berharap jangan ada berkelahi opini sehingga terkesan menutupi kesalahan. "Yang terbaik, polisi segera mengakui kesalahan, dan mengubah pendekatan pemberantasan terorisme dengan tidak memakai cara teror," paparnya.
0 Response to "Jangan Berantas Teroris Dengan Teror"
Post a Comment