Tasawuf Dalam Islam

Beberapa waktu yang kemudian ada seseorang yang bertanya perihal salah satu aliran tasawuf yang kabarnya menganggap bahwa diri sendiri yaitu Allah , dalam pedoman ilmu tasawuf bergotong-royong sama ibarat aliran yang lain yang juga sama dan tidak jauh berbeda dalam mengartikan "Siapa Allah...?".

Tidak sanggup diingkari bahwa hingga kini ini tetap masih banyak insan yang mencari keberadaan Tuhan , Siapa Tuhan dan Dimana Tuhan, yang dalam dimaksud dalam goresan pena ini tentu saja Allah Subhanahu Wata'ala.

Sebenarnya Islam agama yang sederhana dan terang serta gampang ajarannya yang bermakna penyerahan diri terhadap sang khaliq, dan Al quran  yaitu sebagai pedoman dan atau peraturan hidup lahir dan batin yang berasal dari Allah SWT. Islam dengan pedoman tauhid dan syariat serta tuntunan akhlaknya menghidupkan jiwa-jiwa yang beku, menggugah hati yang layu dan membangkitkan naluri kebaikan pada diri seseorang. Islam bertujuan membina kehidupan masyarakat yang terbaik dimuka bumi. Kehidupan yang tidak mengenal benih-benih syirik, atheisme dan animisme, melainkan diliputi oleh kepercayaan dan tauhid serta ketaatan kepada Allah SWT.

Menurut beberapa ulama' Tasawuf merupakan satu aspek pedoman dalam Islam yang merupakan jantung atau urat nadi pelaksana pedoman Islam. Tasawuf ini lah yang merupakan kunci kesemprnaan amaliyah pedoman Islam. Dalam sejarah perkembangannya, para jago membagi tasawuf menjadi dua, yaitu tasawuf yang mengarah pada teori-teori sikap dan tasawuf yang mengarah pada teori-teoriyang rumit dan memerlukan pemahaman mendalam pada perkembangannya, tasawuf yang berorientasi alasannya pertama sering disebut dengan tasawuf akhlaqi.

Ada yang menyebut tasawuf yang banyak dikembangkan oleh kaum salaf. Dimana dalam pencapaianya, berdasarkan pedoman tasawuf ada tiga tingkatan yaitu : Takholi, Tahali, dan Tajali. Pembagian jenis tasawuf diatas didasarkan atas kecenderungan pedoman yang dikembangkan, yakni kecenderungan pada sikap atau moral keagamaan dan kecenderungan pada pemikiran. Dua kecenderungan ini terus berkembang hingga memiliki jalan sendiri-sendiri. Untuk melihat perkembangan tasawuf kearah yang berbeda ini, perlu ditinjau perihal gerak sejarah perkembangannya.

Menurut pendapat beberapa orang ada dua aliran dalam tasawuf.

Yang pertama, aliran tasawuf sunni, yaitu bentuk tasawuf yang memagari diri dengan al-Qur’an dan Al-Hadits secara kekal, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqommat (tingkat rohani) mereka pada dua sumber tersebut.

Kedua, aliran tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan pedoman filsafat kompromi, dalam pemakaian trem-trem filsafat yang maknanya diadaptasi dengan tasawuf.

Pada hakekatnya pedoman Islam tidak terlalu rumit dan berbelit sehingga harus wah sanggup ini dan itu, alasannya pedoman islam dijalan semoga sanggup mencapai keselamatan , ketenangan dan ketentraman dalam kehidupan didunia dan diakhirat.

Iman yaitu modal utama dalam kita mempelajari tasawuf, alasannya tanpa kepercayaan mustahil kita akan menuju kepada Allah, perlu kita ketahui kehidupan dunia yaitu sifatnya sementara, dan sesudah kehidupan yang bersifat sementara itu kita akan mengalami kehidupan yang bersifat hakiki yaitu kehidupan akhirat.

Manusia yaitu mahluk ciptaan Allah yang diciptakan dalam keadaan tepat dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lain, tapi insan juga sebagai makhluk yang lemah dan dengan kelemahan yang dimiliki manusia, insan juga sanggup berubah kapanpun dan menjadi apapun.

Manusia disamping dibekali dengan kecerdikan dan jiwa, insan juga dibekalli nafsu yang sanggup menjerumuskan insan itu sendiri, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda yang pada pada dasarnya perang yang paling berat yaitu perang melawan hawa nafsu. 

Sebenarnya dari Nafsu inilah kemudian kecerdikan budi itu sanggup dibedakan apakah itu Haq atau Bathil, dimana hal tersebut sejatinya sudah dijelaskan didalam Al Alquran yang In Sya Allah akan penulis uraikan satu persatu dalam catatan selanjutnya. 
Sebagai Referensi awal kepada ibu / mbak yang bertanya perihal kenapa  "diri sendiri disebut Allah" dalam pedoman tasawuf yang entah darimana ...? berdasarkan yang penulis ketahui mungkin alasannya ayat dalam al quran yang dipotong dan diartikan terpisah ibarat "Allah Itu Sedekat Urat Leher" alasannya pada lanjutan ayat tersebut dijelaskan bahwa maksud dari sedekat urat leher yaitu Malaikat utusan Allah yang mencatat setiap pekerjaan manusia. hal ini juga didukung oleh beberapa ayat yang lain sebagaimana dijelaskan dalam surah Faathir ayat 1 : Allah mengutus para malaikat dan untuk mengurus banyak sekali macam urusan, termasuk mencatat amal setiap orang sebagaimana dijelaskan dalam surah Az Zuhruf , Qaaf , Ar Ra'd

Wallahu A'lam

0 Response to "Tasawuf Dalam Islam"

Post a Comment