Di kurun ke-13 M sampai awal kurun ke-16 M, Pasai merupakan wilayah penghasil rempah-rempah terkemuka di dunia, dengan lada sebagai salah satu komoditas andalannya.
Setiap tahunnya, Pasai bisa mengekspor lada sekitar 8.000 sampai 10 ribu bahara. Tak cuma itu, Pasai pun merupakan produsen komoditas lainnya ibarat sutra, kapur barus serta emas.
Sebagai alat tukar perdagangan, Samudera Pasai sudah mempunyai mata uang emas, yakni dirham. Selain menjalin kongsi dengan negara-negara dari luar Nusantara, korelasi dagang dengan pedagang-pedagang dari Pulau Jawa pun begitu baik.
Bahkan, para saudagar Jawa menerima perlakuan yang istimewa. Mereka tak dipungut pajak. Biasanya para saudagar dari Jawa menukar beras dengan lada.
Sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara, Samudera Pasai juga mempunyai bantuan yang besar dalam pengembangan dan penyebaran Islam di Tanah Air. Samudera Pasai banyak mengirimkan para ulama serta mubaligh untuk membuatkan agama Allah SWT ke Pulau Jawa.
Selain itu, banyak juga ulama Jawa yang menimba ilmu agama di Pasai. Salah satunya yaitu Syekh Yusuf, seorang sufi dan ulama penyebar Islam di Afrika Selatan.
Wali Songo merupakan bukti eratnya korelasi antara Samudera Pasai dengan perkembangan Islam di Pulau Jawa. Konon, Sunan Kalijaga merupakan menantu Maulana Ishak, Sultan Pasai. Selain itu, Sunan Gunung Jati yang membuatkan Islam di wilayah Cirebon serta Banten ternyata putera kawasan Pasai.
Kesultanan Samudera Pasai begitu teguh dalam menerapkan agama Islam. Tak heran, jikalau kehidupan masyarakatnya juga begitu kental dengan nuansa agama serta kebudayaan Islam. Inilah yang menciptakan Aceh lalu dikenal sebagai Serambi Makkah.
Pemerintahnya bersifat teokrasi menurut pedoman Islam. Sebagai sebuah kerajaan yang berpengaruh, Pasai juga menjalin persahabatan dengan penguasa negara lain ibarat Campa, India, Tiongkok, Majapahit, dan Malaka.
Pada tahun 1350 M, Kerajaan Majapahit menggempur Samudera Pasai dan mendudukinya. Samudera Pasai pun mulai mengalami kemunduran. Sekitar tahun 1524 M, wilayah Pasai berhasil diambil kerajaan Aceh. Sejak ketika itulah, riwayat kejayaan Samudera Pasai berakhir.
Sumber : Republika
0 Response to "Khilafah Islam Di Nusantara"
Post a Comment