Semua apa yang ada dilangit dan dibumi berada dalam kekuasaan Nya , tidak ada satu makhlukpun melainkan Dia yang memegang ubun - ubunnya, kepunyaan-Nya-lah kerajaan / kekuasaan baik dilangit dan bumi dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan. Allah Subhanahu Wata'ala Dialah Raja Segala Raja, Bila kemudian di bumi ini ada seseorang yang berani menyampaikan bahwa beliau yakni Raja Segala Raja seluruh makhluk langit dan bumi maka sudah dipastikan bahwa beliau yakni iblis.
Namun Demikian kendati kekuasaan seluruh hamba berada di bawah kekuasaan Tuhan dan tidak seorang pun yang sanggup melaksanakan sebuah perbuatan tanpa seizin-Nya, Tuhan mendelegasikan kebebasan dan ikhtiar-Nya kepada para hamba-Nya sehingga mereka diuji dan diberikan pengetahuan dan anugerah lainnya untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, guna untuk mengarahkan insan yang lain supaya lebih baik, lantaran itu kita tidak sanggup menyandarkan perbuatan jelek insan kepada Tuhan.
Pada dasarnya, menyandarkan adanya perbuatan ikhtiari insan terhadap Tuhan tidak bertentangan dengan penyandarannya kepada insan itu sendiri, lantaran penyandaran-penyandaran ini berada pada tataran vertikal dan bukan horizontal sehingga harus saling berhadap-hadapan satu dengan yang lain. Menarik untuk diketahui bahwa seluruh insan secara normal hanya pada situasi-situasi tatkala ia mengerjakan perbuatan jelek telah terjerembab dalam fatwa Determinisme dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Tuhan.
Akan tetapi tatkala ia mengerjakan perbuatan baik maka ia memandangnya sebagai kehormatan baginya, sebagai contoh, para penguasa dan panglima. Mereka sangat jarang memandang pembangunan negeri dan pemerataan pembangunan sebagai bersumber dari paksaan (jabr) Tuhan. Giliran membunuh masyarakat tak-berdosa kemudian mereka klaim dan justifikasi hal itu sebagai manifestasi paham Determinisme.
Para penguasa tiran dan juga para pendosa lainnya menjustifikasi perbuatan-perbuatan tiran aniaya dan tindakan melanggar syariat mereka senantiasa bersandar pada keyakinan semacam ini bahwa kita hanyalah media bagi Tuhan dan tidak mempunyai ikhtiar bagi diri kita sendiri. Melalui jalan ini mereka berada pada tataran menampakkan diri mereka sebagai suci di hadapan pelbagai perbuatan dosa dan kesalahan mereka dan memandang Tuhan yang bertanggung jawab atas perbuatan tersebut.
Harus diketahui bahwa Tuhan menganugerahkan ikhtiar dan kebebasan kepada insan untuk menentukan dua jalan yakni ketakwaan dan kefasikan. Dan pada kebanyakan perkara amal perjuangan insan menurut prosedur kausalitas dan aturan sebab-akibat , dimana bagi mereka yang berbuat baik maka akan dibalas pula dengan kebaikan dan bagi mereka yang berbuat kejahatan maka tidak akan dibalas pula melainkan setimpal dengan perbuatan yang telah mereka lakukan.
Dia akan memberi ampun kepada siapa yang dikehendaki Nya dan akan mengazab siapa yang dikehendaki Nya. disinilah Kekuasan Allah Sebagai Raja Segala Raja bahwa dialah yang paling berkuasa terhadap para hamba - hamba Nya.
Pada dasarnya, menyandarkan adanya perbuatan ikhtiari insan terhadap Tuhan tidak bertentangan dengan penyandarannya kepada insan itu sendiri, lantaran penyandaran-penyandaran ini berada pada tataran vertikal dan bukan horizontal sehingga harus saling berhadap-hadapan satu dengan yang lain. Menarik untuk diketahui bahwa seluruh insan secara normal hanya pada situasi-situasi tatkala ia mengerjakan perbuatan jelek telah terjerembab dalam fatwa Determinisme dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Tuhan.
Akan tetapi tatkala ia mengerjakan perbuatan baik maka ia memandangnya sebagai kehormatan baginya, sebagai contoh, para penguasa dan panglima. Mereka sangat jarang memandang pembangunan negeri dan pemerataan pembangunan sebagai bersumber dari paksaan (jabr) Tuhan. Giliran membunuh masyarakat tak-berdosa kemudian mereka klaim dan justifikasi hal itu sebagai manifestasi paham Determinisme.
Para penguasa tiran dan juga para pendosa lainnya menjustifikasi perbuatan-perbuatan tiran aniaya dan tindakan melanggar syariat mereka senantiasa bersandar pada keyakinan semacam ini bahwa kita hanyalah media bagi Tuhan dan tidak mempunyai ikhtiar bagi diri kita sendiri. Melalui jalan ini mereka berada pada tataran menampakkan diri mereka sebagai suci di hadapan pelbagai perbuatan dosa dan kesalahan mereka dan memandang Tuhan yang bertanggung jawab atas perbuatan tersebut.
Harus diketahui bahwa Tuhan menganugerahkan ikhtiar dan kebebasan kepada insan untuk menentukan dua jalan yakni ketakwaan dan kefasikan. Dan pada kebanyakan perkara amal perjuangan insan menurut prosedur kausalitas dan aturan sebab-akibat , dimana bagi mereka yang berbuat baik maka akan dibalas pula dengan kebaikan dan bagi mereka yang berbuat kejahatan maka tidak akan dibalas pula melainkan setimpal dengan perbuatan yang telah mereka lakukan.
Dia akan memberi ampun kepada siapa yang dikehendaki Nya dan akan mengazab siapa yang dikehendaki Nya. disinilah Kekuasan Allah Sebagai Raja Segala Raja bahwa dialah yang paling berkuasa terhadap para hamba - hamba Nya.
0 Response to "Allah Raja Segala Raja"
Post a Comment