Menuju Jalan Yang Lurus

Menuju Jalan Yang Lurus
Bismillaahirrahmaanirrahiimi
Assalamualaikum Warahmatullai Wabarkaatuh
#Oleh: Abu Samah Al-Hafidz



Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kau akan menghapus kesalahan  kesalahanmu.. (QS. At Tahrim : 8 ).
Saat masuk usia baligh, setiap insan mulai mengalami fase taklif, memikul beban kiprah dari Allah SWT, mengabdi dan beribadah kepadaNya. Setiap kata dan perbuatan mulai dicatat oleh para malaikat, baik maupun buruk. Tak ada satu pun yang luput dari pengawasan Allah dan para malaikatNya.
Dan pada dikala itu ada jiwa-jiwa yang berseri-seri sebab mendapatkan ampunan Allah dan ditempatkan dalam kehidupan yang memuaskan di nirwana Allah. Dan ada pula jiwa-jiwa yang merana, bermuka muram nan hitam sebab tahu tempatnya yaitu neraka, daerah paling jelek yang diciptakan Allah SWT.
Menuju Ampunan Allah
Semua kemudahan hidup di muka bumi ini, Allah ciptakan untuk manusia. Tetapi acap kali insan mengingkari karunia Allah SWT, tidak bersyukur dan bahkan yang ada yaitu penentangan dan kekufuran kepada Allah SWT, tidak mau patuh pada aturanNya, tidak mau taat pada utusan Allah, dan sebagainya. Kita berlindung kepada Allah semoga tidak menjadi hamba yang ingkar.
Tentu ada kesalah dan juga dosa yang pernah kita perbuat, sebab memang kita tidak terpeliara dari dosa dan maksiat. Namun kita juga tidak patut berpandangan bahwa hal yang masuk akal kalau kita terus menerus berbuat dosa, sementara Allah SWT menyeru kita untuk bertaubat dan memperbaiki kesalahan kita. Dia membuka pintu maaf bagi siapa saja yang kembali kepada jalanNya yang lurus.
Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits shahih, bahwa Allah SWT membuka pintu ampunanNya di siang hari untuk mengampuni mereka yang berdosa di malam hari, Dia juga membuka pintu ampunanNya di malam hari bagi mereka yang berdosa di siang hari. Dan itu berlangsung hingga matahari terbit dari barat. (HR. Muslim)
Allah SWT berfirman dalam Al Quran,
Dan bersegeralah kau mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imran : 133)

Bertaubat kepada Allah
Para ulama menjelaskan bahwa taubat hukumnya wajib dari semua dosa yang pernah dilakukan, baik dosa kecil maupun dosa besar. Jika dosa itu terkati dengan Allah SWT ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu:
Pertama: Meninggalkan perbuatan dosa yang diperbuat.
Kedua: Menyesal telah melaksanakan dosa.
Ketiga: Berjanji tidak akan mengulanginya kembali.
Dan jikalau dosa yang diperbuat terkait dengan manusia, ada satu hal lagi yang harus dilakukan, yakni meminta maaf secara eksklusif kepadanya.
Sebesar apapun dosa yang dilakukan jikalau kita sadar dan memohon ampunan Allah serta jujur kepadaNya maka Allah yaitu Dzat yang Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. Allah SWT berfirman,
Dan bertaubatlah kau semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, semoga kau beruntung.” (QS. An Nuur : 31)
Memperbanyak Istighfar
Memperbanyak kalimat “Astaghfirulllah” yang berarti permohonan ampunn kepada Allah dan merupakan ungkapan yang penuh dengan kesadaran yang bersumber dari hati yang tulus. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT,
Dan hendaklah kau memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepadaNya.” (QS. Hud : 3)
Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk selalu memohon ampunan dari Allah, menyerupai yang diungkapkan Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.,
Demi Allah, saya memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain, Aghar ibn Yasar al Muzani meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah ampunanNya. Sungguh, saya bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim)

Memperbanyak Kebaikan
Pilihan amal kebaikan begitu banyak dan beragam, setiap kita pasti sanggup melakukannya. Amalan baik menyerupai yang diinformasikan Rasulullah saw sanggup menghapus amalan buruk. Sabda Rasullah saw,
Dan ikutilah perbuatan burukmu dengan perbuatan baikmu, pasti perbuatan baik itu menghapus perbuatan buruk.” (HR. Tirmidzi)
Puncak perbuatan baik yaitu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Pintu kebaikan lainnya yaitu menunaikan amalan wajib dengan istiqomah menyerupai shalat berjama’ah di masjid, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan Haji ke Baitullah.
Kemudian diikuti dengan amalan sunnah, menyerupai shadaqah, puasa sunnah, menuntut ilmu, membantu orang lain dalam kebaikan, membaca Al Alquran dengan mentadabburi maknanya, serta ibadah sunnah lainnya.
Yang tidak kalah pentingnya yaitu berakhlaq baik dalam pergaulan, dengan istri dan anak-anak, berbakti kepada kedua orang tua, menghormati tetangga, memulaikan tamu, senyum ketika bertemu dengan saudara. Semua ini termasuk penghapus keburukan yang pernah kita lakukan.

Jujur dan Menjauhi Dusta
Kisah diterima taubatnya tiga orang sobat Rasulullah saw yang tidak ikut serta dalam perang Tabuk tanpa ada alasan yang sanggup diterima yaitu sebab kejujuran dan menjauhi kedustaan. Ketika Rasulullah saw kembali dari peperangan, semua orang munafik berdusta mencari alasan semoga dimaafkan oleh Rasulullah saw. Sedangkan ketiga orang sobat dia berkata jujur dan tidak berdusta sehingga kemudian Allah SWT mendapatkan taubat ketiganya.
Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada daerah lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah mendapatkan tobat mereka semoga mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.(QS. At Taubah : 118)
Dalam taubat diperlukan perilaku jujur yang timbul dari hati kemudian kemudian bersegera menuju Allah dan meninggalkan masa kemudian yang kelam.
Taubat Nasuha
Bertaubat yaitu memulai hidup gres dan meninggakan masa kemudian yang kotor, penuh dengan dosa, jangan membiarkan ikatan dengan dosa, dan jangan kembali mendekatinya. Menatap masa depan yang higienis dari perbuatan maksiat dan mengendalikan hawa nafsu semoga selaras dengan apa yang dikehendaki Allah SWT dan RasulNya. Allah SWT berfirman,
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, kemudian memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang sanggup mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran : 135)
Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kau akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kau ke dalam nirwana yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,…(QS. At Tahrim : 8 )
Supaya tercapai taubat nasuha, maka di antara sarananya yaitu menambah ilmu yang sanggup mengokohkan iman, melembutkan hati dan menajamkan akal. Semua itu sanggup diraih dengan lebih aktif mempelajari Al Alquran sebagi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa dan mempelajari hadits Rasulullah saw sebagai bentuk aplikatif dari aliran Islam.
Penutup
Kembali kepada Allah melalui taubat yaitu kembali kepada Dzat yang Maha Suci, Dzat yang mengasihi kesucian dan keindahan. Sebagai akhir atas kembali kepada kesucian ini telah disediakan di alam abadi kelak daerah yang memuaskan, yaitu nirwana Allah yang penuh dengan kenikmatan, yang luasnya seluas langit dan bumi.
Rasulullah saw mengajarkan do’a memohon ampunan Allah SWT dalam hadits beliau,
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, saya memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu’alam.
“Semoga Tulisan Ini Bermanfaat Bagi kita Semua” Aamiin.

0 Response to "Menuju Jalan Yang Lurus"

Post a Comment