Saya selalu bertanya-tanya, mengapa Michael Arrington si pencipta TechCrunch menjadi blogger paling sukses sepanjang masa. Blog sederhananya bisa mencuri perhatian orang-orang berkantong tebal di Silicon Valley untuk menumpahkan banyak uang. Sukses ini bisa mengantarnya jadi "Nabi Silicon Valley" dikemudian hari.
Atau Arianna Huffington yg bisa menyulap blog pribadinya jadi media arus utama di Amerika. Arianna tentu bukan tanpa perhitungan dikala menyebabkan blognya The Huffington Post jadi besar dan postingannya selalu jadi materi percakapan di negara adikuasa itu.
Tentu saja ada daya tarik dari blog mereka hingga mengundang banyak pengunjung, sampai-sampai mengundang banyak 'orang gila' (baca;investor) untuk berinvestasi. Tapi bakal terlalu jauh untuk menceritakan orang-orang di cuilan dunia lain. Di Indonesia sendiri telah banyak blogger yg bisa menyulap kata jadi uang.
Awal tahun 2000-an sangat terkenal nama Anne Ahira sebagai pendiri Asian Brain. Wanita sejuta bakat ini bisa membuat banyak uang dengan daya tariknya merangkai kata memasarkan banyak hal. Ia bahkan bisa melahirkan bakat lain mirip Joko Susilo yg juga bermain dalam segmen internet marketing.
Atau blog yg selalu ramai komentar mirip milik Kang Ismet dan Mas Sugeng. Keduanya blogger Indonesia yg tulisannya selalu dirindukan. Saya pun termasuk orang yg banyak berguru dari mereka-mereka ini. Selalu saja dalam benak saya bertanya-tanya, apa yg dimiliki semua blog itu hingga gravitasinya jempolan.
Hukum Gravitasi Blogger
Saya menemukan aneka macam daya tarik dari blog-blog yg ramai. Misal TechCrunch, mereka bisa menghadirkan gosip yg realtime soal teknologi. Dibalik desainnya yg ciamik, gosip yg disiarkan juga bukan kelas kacangan, apalagi hasil copy paste dari blog lain.
Begitu juga dengan milik Kas Ismet. Blog tutorial ini bisa menyajikan gosip teknis yg selalu lebih awal dipublikasikan. Caranya-triknya merangkum kisah banyak membantu blogger lain dalam memecahkan masalahnya. Itu daya tarik yg tidak dimiliki semua blog.
Saya masih ingat, dikala duduk di dingklik sekolah diajarkan aturan tarik menarik atau lasim disebut aturan gravitasi. Nyatanya, gravitasi tidak berlaku untuk bumi dan semua yg ada di atasnya saja. Gravitasi berlaku hampir di semua sendi kehidupan, termasuk dalam dunia blogging.
Kekuatan tarik menarik kuncinya pada gaya yg lebih kuat. Jika seorang blogger bisa membuat gaya lebih besar dari yg lain, sudah barang niscaya ia mempunyai kemungkinan paling besar untuk dikunjungi. Gaya tarik menarik ini ditentukan oleh banyak faktor dan semuanya bisa diciptakan.
Gaya gravitasi Blogooblok dengan Mas Sugeng contohnya, sudah niscaya tidak sama. Blogooblok sengaja saya ciptakan untuk memudahkan blogger pemula memulai jenjang karirnya. Bahasa dan ilustrasi yg dihadirkan cukup Mudah dipahami. Sedangkan Mas Sugeng membuat sesuatu yg sederhana namun Komplit.
Daya tarik tersebut didukung pula dengan keluwesan dan umur suatu blog. Mas Sugeng sudah lebih dahulu terkenal. Ia juga andal dalam membuat theme, bahkan dibagi-bagikan gratis. Itulah daya tarik terbesarnya. Sedangkan Blogooblok hanya andal menjelaskan, belum bisa bagi-bagi yg gratis.
Setiap blog yg berniat membuat daya tarik, niscaya bakal melaksanakan satu hal yg besar. Seperti Mas Sugeng dan Kang Ismet itu. Mereka menarik minat netizen dengan theme gratis. Desainnya juga bukan serampangan. Sajian itulah yg menarik banyak pembaca untuk datang.
Namun Musti dipahami, bahwa daya tarik paling utama bukan soal tampilan blog semata, tapi orang dibalik blog tersebut yg memilih seberapa besar magnet yg bisa ia ciptakan. Blog saja tidak bakal menarik ribuan atau jutaan orang, tapi sosok dibaliknyalah yg punya andil besar.
Saya banyak melihat blogger besar yg beberapa kali mengubah brand, namun tetap menarik pengunjung, bahkan Saat ia menggunakan nama samaran. Itu Maknanya, sosok dibalik satu blog ialah tokoh utama, alasannya ialah ia bisa memancarkan magnet dalam setiap karya yg ia ciptakan.
Caranya kerja gaya tarik menarik dari diri seseorang memang misterius. Namun bukan berMakna tidak bisa dipelajari. Keliru satunya dengan tidak nampak angkuh di depan pembaca. Tulisan itu bukan sekedar formasi huruf-hurut, ia punya nyawa dan setiap yg membaca bisa menyimpulkan sosok dibaliknya.
Menciptakan Daya Tarik Sendiri
Saya dan Arianna Huffington punya daya tarik yg tak sama. Saya juga yakin, ratusan atau ribuan orang yg membaca goresan pena ini juga tak sama. Tapi setiap orang punya daya tariknya sendiri. Semua hanya perlu dicari dan dikembangkan. Pun Jika belum, bisa diciptakan.
Misalnya, Jika kau blogger dan suka photography, maka mulailah membuat hasil karya. Publikasikan, contohnya di Instagram atau membuat blog berisi semua hasil jepretan kameramu. Tidak perlu mahal untuk memulai, Jika belum mampu membeli kamera DSLR, kamera smartphone pun jadi. Keliru satu yg bisa dipakai Luna Smartphone.
#MeetLUNA ft Dimas Beck: Equipped with 3GB RAM makes sure your mobile experience is astoundingly fast #SmartphoneLUNA #BeTheGravity pic.twitter.com/6yAS2Cd2Y8— Luna Smartphone (@LunaSmartphone) 14 April 2017
Kamera Luna bisa membuat hasil karya yg tak kalah dengan kamera profesional. Asal tahu dan sempurna dalam menggunakannya, bukan mustahil hasil karyamu bisa menyaingi akun-akun besar di Instagram. Hal inilah yg juga dilakukan Jack Morris, travel blogger yg sekali upload foto bisa dibayar hingga Rp200 juta.
Jack dan sang kekasih jadi travel blogger dengan bayaran termahal dikala ini. Mereka juga memulai karirnya dengan menggunakan alat seadanya. Mereka berdua bisa membuat daya tarik dari hasil karya yg keren. Ditambah drama kemesraan mereka yg juga tak kalah menariknya untuk ditelusuri.
Jika di Indonesia kita juga mengenal Syahrini dengan follower hingga 17 juta orang. Selain alasannya ialah ia Maknas, Syahrini memang mempunyai daya tarik yg besar untuk diikuti. Tidak heran Jika banyak endorse yg ditanganinya melalui akun @princessyahrini.
Kemajuan teknologi dan kian ramainya sosial media dikala ini, juga setrik tidak pribadi melahirkan jenis karir yg baru. Bahkan blogger pun tidak melulu soal menulis dan mempublikasikannya di blog lagi. Youtube dan sosial media lain pun telah menjadi tempat untuk berkarya.
Maka mulailah mengenali diri sendiri kemudian membuat karya. Jika memang serius mau membuat gravitasi, maka buatlah ciri khas sendiri. Mengikuti atau mempelajari karya atau blog orang lain tidak Keliru. Tapi menirunya mentah-mentah tentu bukan jalan terbaik. Ingat, setiap orang punya magnetnya sendiri-sendiri.
Maka sukses tidaknya satu blog sangat dipengaruhi dari gravitasi yg diciptakan pemiliknya!
Alert! Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog Luna Smartphone dengan tema "Menjadi Gravitasi Dunia Bersama Smartphone Luna." Jika ingin ikut bab dalam lomba tersebut, bisa mendaftar melalui laman ini. Lombanya gratis dan memperebutkan total hadian Rp25 juta.
0 Response to "Gaya Gravitasi Di Balik Sukses Tidaknya Seorang Blogger"
Post a Comment