Mengenal Peluang Native Advertising Untuk Blogger



Selama ini banyak blogger hanya terpaku monetize blog lewat jadwal PPC (Pay Per Click), semisal Google Adsense dan lain-lain. Belum begitu banyak blogger yg mau menguangkan blognya dalam bentuk native advertising.

Native advertising merupakan iklan dalam bentuk tulisan. Jika media online biasanya berbentuk berita. Dalam dunia bloging, sebagian orang mengenal istilah ini dengan sebutan paid review, sponsored content, paid post, branded content, partner content dan lain-lain.

(Baca: Mendulang "Durian Runtuh" dari Job Review)

Istilah native advertising pertama kali diperkenalkan oleh Jonah Peretti, founder Huffington Post pada tahun 2005. Jonah memperkenalkan native ads untuk projek barunya berjulukan BuzzFeed di tahun 2011.

Ide ini bermula dari banyaknya keluhan pengguna internet yg tidak bahagia dengan kehadiran iklan pop-up yg tiba-tiba muncul dan iklan sidebanner yg dianggap sangat menganggu. Kejenuhan penggunan ini kemudian memunculkan banyak aplikasi AdBlock, yakni perangkat yg menolak iklan muncul.

Pertumbuhan AdBlock ini eksklusif memukul habis pelaku media online, termasuk blogger yg bertumpu pada penghasilan dari iklan banner. Untuk mengembalikan kejayaan itu, maka lahirlah native ads yg kadang tidak disadari oleh pengguna bahwa yg sedang ia baca yaitu sebuah iklan.

Keuntungan Navite Advertising

Bitrik soal monetize, pikiran pertama yg muncul dalam kepala kita, berapa besar laba yg bisa didapatkan dari jadwal ini. Jika dibandingkan dengan iklan banner, peluang penghasilan dari native ads bisa jauh lebih besar.

Association of National Advertisers yg berbasis di Amerika Serikat pada tahun 2015 kemudian mengeluarkan penyataan bahwa hampir dua-pertiga dari pemasar iklan yg disurveinya mengatakan, mereka bakal meningkatkan anggaran iklan mereka dalam bentuk native ads.

Mereka juga menyampaikan sekitar $4,3 miliar belanja iklan telah berputar pada sektor native ads sepanjang 2015 dan memproyeksi di tahun 2018 bakal berlipat ganda menjadi $8,8 miliar. Itu berMakna, peluang ini sangat besar dan pemilik produk bakal melirik alternatif ini sebagai jalan keluar.

Keunggulan native ads yaitu fleksibilitasnya. Tidak ada pihak yg dirugikan, baik pembaca dan pemilik website sama-sama bisa untung. Kemunculan native ads di Indonesia sudah terlihat. Media online besar sudah banyak yg bertumpu pada alternatif ini. Seharusnya blogger juga mulai berpikir menggeluti sektor ini.

Keuntungan Native Ads Bagi Pengiklan

Seperti yg saya katakan diatas, keunggulan native ads yaitu fleksibilitasnya. Pemilik produk tidak bakal rugi sama sekali Jika menggunakan promosi ini. Bahkan bisa untung berkali-kali. Apalagi bagi pemilik produk yg punya website.

Iklan dalam bentuk goresan pena itu bakal menyatu dengan konten lainnya. Bahkan bakal berada di website tersebut dalam waktu yg cukup lama. Meski beberapa website memberi batas waktu tayang, namun tidak sedikit yg menjadikannya sebagai database dan tetap tayang selamanya.

Bagi pemilik produk hal ini tentu saja sangat menguntungkan. Mereka membayar promosi sekali, namun dampaknya berkali-kali. Iklan native ads yg dipasang lima tahun kemudian masih bakal terlihat hingga 10 tahun mendatang, Jika blog atau website tersebut masih beroperasi.

Mereka juga bakal mendapatkan link yg berkualitas dari situs atau blog yg punya reputasi baik. Kenyataan bahwa, hampir sebagian besar pengguna internet melaksanakan transaksi setrik online berkat ulasan dan review orang lain memang tak bisa dinafikkan.

Keuntungan Native Ads Bagi Blogger

Monetize blog dengan trik native ads juga berdampak baik bagi blogger. Selain sebab tampilan blog bakal lebih tertata tanpa iklan yg membanjiri, native ads juga menguntungkan setrik materi. Satu iklan paid review bisa dihargai ratusan hingga jutaan, tidak sedikit malah hingga puluhan juta.

BLOGOOBLOK juga beberapa kali mendapatkan anjuran native ads, meski bayarannya belum hingga jutaan, namun cukup memuaskan sebab kita menulis sekaligus dibayar oleh orang lain.

Silahkan kunjungi Halaman Iklan untuk menggunakan jasa BLOGOOBLOK

Proses ini juga memberi kita pelajaran baru, gimana membuat konten yg baik. Mengubah pandangan blogger ihwal konten yg berpihak kepada pembaca bukan ke mesin pencari juga bakal mulai terbentuk. Karena Jika berpikir menyajikan goresan pena hanya untuk mesin pencari, pembaca juga tak bakal betah.

Tampilan blog yg dinamis dikala ini lebih disenangi pembaca ketimbang blog yg seisi layarnya penuh dengan iklan. Tidak sedikit blog yg ibarat itu, bahkan ada yg cukup terkenal namun isinya yaitu iklan semua. Setrik bahan mungkin itu menguntungkan, namun Jika blog dijadikan aset, maka proses itu bukan bentuk investasi yg baik.

(Baca: Melihat Potensi Blog Anda 10 Tahun Kemudian)

Sekali lagi, bagi blogger, native ads memberi banyak keuntungan. Pembaca senang, pengiklan hening dan kita sanggup uangnya.

Kriteria Blog yg Disenangi Pengiklan Native Ads

Meski terlihat peluang ini cukup menjanjikan, namun prosesnya tidak semudah yg dibayangkan. Mengapa Detik, Kompas dan media online lainnya sering menerima anjuran native ads?. Jawabannya, sebab mereka menyajikan konten yg terperinci dan berbobot.

Tantangan inilah yg dihadapi blogger. Kesadaran blogger supaya menyajikan konten berbobot dan berkualitas masih Musti ditingkatkan. Jika masih mengandalkan copy paste atau mengulang-ulang ulasan tanpa menonjolkan kelebihan, maka jangan berpikir untuk menerima untung dari native ads.

Mencari peruntungan dari iklan konten memang Mudah-Mudah susah. Kemampuan seorang blogger dalam menyajikan konten menjadi faktor utama. Model monetisasi native ads tidak semudah memasukkan banner ke dalam blog. Kunci utamanya yaitu konten berkualitas tinggi dan konsisten.

Blogger yg baik bakal berpikir gimana menyajikan konten yg relevan. Karena native ads tidak selamanya menyasar pada situs-situs besar dengan multi segmen. Beberapa pengiklan membutuhkan konten spesifik atau niche.

Blog yg disenangi pengiklan native ads juga yg bisa menjaga keseimbangan, antara cita-cita pengiklan atau kebutuhan merk dengan apa yg mau didapatkan oleh pembaca blognya. Hal ini penting supaya pembaca blog kita tidak merasa tertipu dengan kampanye yg menjijikan.

Jika pada postingan 5 Caranya Mengetahui Blog yg Punya Konten Berkualitas, saya menyatakan bahwa "Content Is The King" dan "Distribution Is The Queen", maka untuk bermain iklan native ads, faktor konteks juga penting. Tidak Keliru Jika Gary Vaynerchuk seorang blogger dari Amerika menyatakan konteks sebagai dewa.

Konteks yg baik dalam setiap Maknakel bakal disenangi oleh pengiklan. Konteks yg relevan bakal menghadirkan konten yg menyajikan pesan pengiklan dalam bentuk yg menawan, elegan dan menghibur.

Meski potensi native ad cukup besar menjadi model bisnis media online di masa depan, namun belum semua pengiklan mencurahkan seluruh dananya disektor ini. Masih banyak yg menunggu dan bermain ala kadarnya saja, sembari melihat perkembangan di sektor ini.

(Baca: Blogger Sudah Kaprikornus Profesi Menjanjikan di Indonesia)

Keliru satu kelemahan native ads bagi pengiklan yg punya kampanye sesaat yaitu sebaran yg tidak merata dan cepat. Kecuali konten tersebut menjadi viral. Itulah mengapa masih banyak yg menggunakan iklan berbentuk banner kepada penyedia jasa iklan ibarat Google AdWord.

Namun, lambat atau cepat native ads bakal jadi alternatif, kecuali ada model gres yg cukup ampuh melawannya. Hal yg perlu dilakukan dikala ini, gimana mensosialisasikan kelebihan sistem advertising ini kepada pengiklan. Sehingga lebih banyak blogger yg menerima keuntungan.

Selamat Berkarya!
+Wisa Rahardi

0 Response to "Mengenal Peluang Native Advertising Untuk Blogger"

Post a Comment