Amalan-Amalan Di Bulan Ramadhan
Oleh: Abu Samah Al-Hafidz
Wahai saudaraku...
Bulan Ramadhan ialah bulan yang penuh berkah, Dari Abu Hurairah,ia berkata, Rasulullah memberi kabar besar hati kepada para sahabatnya dengan bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ, شَهْرٌ مُبَارَكٌ, كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ, فِيْهِ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةُ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ. فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. مَنْ ُحُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ.
"Telah tiba kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu nirwana dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh apa-apa." (HR. Ahmad dan an-Nasa`i).
Berikut ini ialah amalan-amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan:
1. Puasa: Allah memerintahkan berpuasa di bulan Ramadhan sebagai salah satu rukun Islam.
Allah berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau supaya kau bertaqwa. (QS. Al-Baqarah:183)
Rasulullah Shallahu’alaihi Wa Sallam bersabda:
بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةُ وَصَوْمِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ الْحَرَامِ.
"Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak Ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad ialah rasul Allah , mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi ke Baitul Haram." (Muttafaqun ‘alaih).
Puasa di bulan Ramadhan merupakan penghapus dosa-dosa yang terdahulu apabila dilaksanakan dengan nrimo menurut kepercayaan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, sebagaimana Rasulullah Shallahu’alaihi Wa Sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan alasannya kepercayaan dan mengharap pahala dari Allah , pasti diampuni dosa-dosanya telah lalu." (Muttafaqun’alaih).
2. Membaca al-Qur`an: Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah Shallahu’alaihi Wa Sallam bersabda:
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ.
"Bacalah al-Qur`an, bekerjsama ia tiba pada hari tamat zaman sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim.
Dan membaca al-Qur`an lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan, alasannya pada bulan itulah diturunkan al-Qur`an. Allah berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi insan dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS: al-Baqarah:185)
Rasulullah selalu memperbanyak membaca al-Qur`an di hari-hari Ramadhan, ibarat diceritakan dalam hadits Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata:
وَلاَ أَعْلَمُ نَبِيَّ الله ِقَرَأَ الْقُرْآنَ كُلَّهُ فِى لَيْلَةٍ, وَلاَ قَامَ لَيْلَةً حَتَّى يُصْبِحَ وَلاَ صَامَ شَهْرًا كَامِلاً غَيْرَ رَمَضَانَ.
"Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah membaca al-Qur`an semuanya, sembahyang sepanjang malam, dan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan."( HR. Ahmad).
Dalam hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan al-Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah melakukan tadarus al-Qur`an bersama Jibril di setiap bulan Ramadhan.
3. Menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat Tarawih berjamaah: Shalat Tarawih disyariatkan menurut hadits Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata:"Sesungguhnya Rasulullah keluar pada waktu tengah malam, kemudian ia shalat di masjid, dan shalatlah beberapa orang bersama beliau. Di pagi hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Nabi mengerjakan shalat (di malam kedua), banyaklah orang yang shalat di belakang beliau. Di pagi hari berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga, jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah keluar dan melaksanakan shalatnya. Pada malam keempat, masjid tidak bisa lagi menampung jamaah, sehingga Rasulullah hanya keluar untuk melaksanakan shalat Subuh. Tatkala selesai shalat Subuh, ia menghadap kepada jamaah kaum muslimin, kemudian membaca syahadat dan bersabda, Sesungguhnya kedudukan kalian tidaklah sama bagiku, saya merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kalian, kemudian kalian tidak mampu melaksanakannya." Rasulullah wafat dan kondisinya tetap ibarat ini. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
4. Menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar: lailatul qadar ialah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar dan pendapat paling berpengaruh bahwa ia terjadi disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terlebih lagi pada malam-malam ganjil, yaitu malam 21, 23,25,27, dan 29. Allah berfirman : لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌمِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS.Al-Qadar :3)
Malam itu ialah pelebur dosa-dosa di masa lalu, Rasulullah Shallahu’alaihi Wa Sallam bersabda:
وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدَرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
"Dan barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul qadar semata-mata alasannya kepercayaan dan mengharapkan pahala dari Allah , pasti diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." (HR. Bukhari).
Menghidupkan Lailatul qadar ialah dengan memperbanyak shalat malam, membaca al-Qur`an, zikir, berdo’a, membaca shalawat. Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata, Aku bertanya, Wahai Rasulullah, jikalau saya mendapat lailatul qadar, maka apa yang saya ucapkan? Beliau menjawab, Bacalah:
اَللّهُمً إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَفاَعْفُ عَنِّي
Ya Allah, bekerjsama Engkau Maha Pengampun, Yang suka mengampuni, ampunilah aku."
5. I’tikaf di malam-malam Lailatul Qadar: I’tikaf dalam bahasa ialah berdiam diri atau menahan diri pada suatu tempat, tanpa memisahkan diri. Sedang dalam istilah syar’i, i’tikaf berarti berdiam di masjid untuk beribadah kepada Allah dengan cara tertentu sebagaimana telah diatur oleh syari’at.
I’tikaf merupakan salah satu sunnah yang tidak pernah ditinggal oleh Rasulullah seperti yang diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu’anha:
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتىَّ تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. كَانَ
"Sesungguhnya Nabi selalu i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga meninggal dunia, kemudian istri-istri ia beri’tikaf sehabis beliau." (Muttafaqun alaih).
6. Memperbanyak sedekah: Rasulullah adalah orang yang paling pemurah, dan ia lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan. Hal ini menurut riwayat Ibnu Abbas , ia berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ, وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِى رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ...
"Rasulullah adalah insan yang paling pemurah, dan ia lebih pemurah lagi di bulan dikala Jibril menemui beliau, …(HR. Bukhari).
0 Response to "Bulan Ramadhan Yaitu Bulan Yang Penuhberkah"
Post a Comment