Haramnya Berbohong (Dusta) Ancaman Bagi Kaum Muslimin


Haramnya Berbohong (Dusta) Bahaya Bagi Kaum Muslimin

بسم الله الرحمن الرحيم
Oleh: Abu Samah Al Hafidz

Pembaca yang budiman, harus kita ketahui, bahwa berbohong termasuk dosa yang paling keji & ‘aib yang paling buruk. Terkait dgn ini, Allah Ta’ala menyatakan, “Dan janganlah kau mengikuti apa yang kau tak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan & hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al-Isra’ : 36). Dan Allah Ta’ala juga berfirman, “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf : 18)
Rasulullah telah menawarkan klarifikasi kepada kita, bahwa dosa bisa menjerumuskan pelakunya ke neraka. Dari Ibnu Mas’ud , bahwa Rasulullah  bersabda, “Sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada Al-Birr (kebaikan), sedangkan kebaikan itu mengantarkan ke dlm surga. Sesungguhnya seseorang senantiasa bersikap jujur hingga ia dicatat di sisi Allah Ta’ala sebagai orang yang jujur. Dan bersama-sama Al-Kadzib (kebohongan) itu mengarahkan pada kejahatan, sedangkan kejahatan itu menjerumuskan ke dlm Neraka. Sungguh seseorang senantiasa berbohong hingga dicatat sebagai pendusta.” (HR. Bukhari (10/423)
Dalam menafsirkan hadits diatas, para ulama menyatakan; Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada amalan shalih yang higienis dari segala cela. Al-Birr yaitu sebutan umum bagi segala kebaikan. Ada juga yang beropini bahwa Al-Birr yaitu Surga. Jadi, Al-Birr bisa dimaknai segala amal shalih; & Surga.
Adapun Al-Kadzib (kebohongan), maka perbuatan ini akan mengantarkan pada kejahatan, yaitu berpalingnya dari sifat istiqamah. Ada juga yang menyampaikan bahwa kebohongan yaitu kemaksiatan yang paling cepat menyebar.
Tentang tercelanya membicarakan segala sesuatu yang ia dengar, Rasulullah bersabda, “Cukuplah seseorang dianggap pendusta kalau ia selalu membicarakan segala sesuatu yang ia dengar”. (HR. Muslim 1/10)
Abdullah bin  ‘Amr  berkata,  “Rasulullah  pernah tiba ke rumah kami, waktu itu saya masih kecil, akupun keluar utk bermain. Ibuku kemudian memanggil, “Ya Abdullah kemari, nanti akan ibu beri sesuatu”. Maka Rasulullah  bertanya: “Apa yang akan kau berikan?” Dia mejawab, “Saya akan memberi kurma”. Rasulullah  kemudian bersabda, “Seandainya engkau tak melaksanakan (apa yang engkau katakan), berarti telah dicatat atasmu satu kedustaan.” (HR. Abu Daud no. 4991)
Nabi  bersabda, “Seseorang yang senantiasa & terbiasa dgn dusta akan dicatat di sisi Allah ta’ala sebagai pendusta.” (HR. Bukhari 10/423, Muslim no. 2606)    Wahai saudara Islam, berdasarkan pemaparan di atas, maka berhati-hatilah dari akhir kedustaan, lantaran kedustaan yaitu pangkal segala kejahatan. Hal itu sebagaiamana yang dinyatakan dlm sabda Rasulullah  diatas “Sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan kepada kejahatan, sedangkan kejahatan akan menjerumuskan ke dlm neraka”.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG BERBUAT DUSTA
Motif yang mendorong orang-orang yang mempunyai jiwa nista utk melaksanakan kedustaan cukup banyak, diantaranya yaitu :
1. Sedikitnya rasa takut kepada Allah Ta’ala & tak adanya perasaan bahwa Allah Ta’ala selalu mengawasi setiap gerak-geriknya, baik yang kecil maupun yang besar.
2. Upaya mengaburkan fakta, baik bertujuan utk mendapatkan laba atau mengurangi takaran, dgn maksud menyombongkan diri atau utk memperoleh laba dunia, ataupun lantaran motif-motif lainnya. Misalnya saja: orang yang berdusta wacana harga beli tanah atau mobil, atau menyamarkan data-data yang tak akurat wacana wanita yang akan dipinang yang dilakukan pihak keluarganya.
3. Mencari perhatian dgn membawakan cerita-cerita fiktif & perkara-perkara yang dusta.
4. Tidak adanya rasa tanggung jawab & berusaha lari dari kenyataan, baik dlm kondisi sulit ataupun kondisi lainnya.
5. Terbiasa melaksanakan dusta semenjak kecil. Ini  merupakan hasil pendidikan yang buruk. Karena, semenjak tumbuh kuku-kukunya (sejak kecil), sang anak biasa melihat ayah & ibundanya berdusta, sehingga ia tumbuh & berkembang dlm lingkungan sosial semacam itu.
6. Merasa besar hati dgn berdusta, ia beranggapan bahwa kedustaan membuktikan kepiawaian, tingginya daya nalar, & sikap yang baik.
DAMPAK BURUK DUSTA
Di antara alasannya terbanyak yang menjerumuskan anak Adam ke lembah kemaksiatan, yaitu mereka tak menjaga dua hal, yaitu pengecap & kemaluannya. Sehingga Rasulullah  bersabda, ”Barangsiapa yang bisa menjaga apa yang terdapat di antara dua janggutnya & apa yang ada di antara dua kakinya, maka saya jamin akan masuk surga.” (HR. Bukhari, no. 6474. At-Tirmidzi, no. 2408)
Kemaksiatan yang ditimbulkan dari kemaluan yaitu zina, & kemaksiatan yang ditimbulkan oleh verbal yaitu dusta. Terkadang dgn lisannya seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipertimbangkan & dipikirkan sebelumnya, sehingga mengakibatkan fitnah & kemudharatan yang banyak bagi dirinya maupun bagi orang lain.            Oleh lantaran itu jelaslah bahwa di antara keselamatan seorang hamba yaitu tergantung pada penjagaannya terhadap lisannya. Nabi  sendiri pernah menasehati ‘Uqbah bin Amir saat dia bertanya wacana keselamatan, kemudian dia bersabda, ”Peliharalah lidahmu, betahlah tinggal di rumahmu & tangisilah dosa-dosamu.” (HR Tirmidzi, hadits hasan).
Termasuk penyimpangan yang konkret & banyak terjadi di masyarakat kita kini ini yaitu melaksanakan dusta, baik dlm ucapan maupun perbuatan, baik dlm menjual maupun membeli, dlm sumpah & perjanjian, bahkan memakai dusta sebagai bumbu dakwah & menjatuhkan orang lantaran kedengkian.
Pembaca yang budiman, dusta mempunyai beberapa imbas buruk, yang seandainya hal ini disadari oleh para pendusta niscaya mereka akan meninggalkan kebiasaan dustanya & akan kembali bertaubat kepada Allah Ta’ala. Sebagian dari imbas buruk itu adalah:
1. Menyebarkan keraguan kepada & di antara insan Keraguan artinya bimbang & resah. Ini berarti seorang pendusta selamanya menjadi sumber keresahan & keraguan, serta menjatuhkan ketenangan pada orang yang jujur. Berkata Rasulullah , ”Tinggalkanlah apa-apa yang membuatmu ragu & ambil apa-apa yang tak meragukanmu, lantaran bersama-sama kejujuran itu yaitu ketenangan & dusta itu yaitu keresahan.” (HR Tirmidzi, An Nasai, & lainnya).
2. Terjerumusnya seseorang ke dlm salah satu tanda munafik Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash , bahwa Nabi  bersabda : “Empat hal, yang kalau itu terhimpun pada diri seseorang, maka dia yaitu seorang munafik sejati. Dan kalau menempel salah satunya, maka dlm dirinya terdapat satu sifat dari kemunafikan, hingga ia meninggalkannya. Yakni kalau diberi kepercayaan dia berkhianat, kalau berbicara ia berdusta, kalau berjanji dia mengingkari, & kalau bertengkar dia berbuat aniaya.” (HR. Bukhari (1/84)
3. Hilangnya kepercayaan. Sesungguhnya selama dusta menyebar dlm kehidupan masyarakat, maka hal itu akan menghilangkan kepercayaan di kalangan kaum Muslimin, memutuskan jalinan kasih sayang di antara mereka, sehingga mengakibatkan tercegahnya kebaikan & menjadi penghalang sampainya kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya.
4. Memutarbalikkan kebenaran. Di antara imbas buruk dusta yaitu memutarbalikkan kebenaran & membawa isu yang berlainan dgn fakta, lebih-lebih dilakukan dgn tanpa mencari kejelasan atau tabayyun yang disyariatkan. Hal ini dilakukan lantaran para pendusta suka merubah kebatilan menjadi kebenaran, & kebenaran menjadi kebatilan dlm pandangan manusia. Sebagaimana para pendusta pun suka menghias-hiasi keburukan sehingga tampak baik & menjelek-jelekkan yang baik sehingga berkembang menjadi buruk. Dan itulah perniagaan para pendusta yang terurai rapi & mahal harganya berdasarkan pandangan mereka.
Dan apa saja yang mereka katakan wacana keburukan seseorang, & apapun pengaruhnya, maka hati-hatilah terhadap mereka, baik yang anda baca dari mereka ataupun yang anda dengar. Pahami firman Allah Ta’ala, ”…Sesungguhnya Allah tak memberi petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS Al Mukmin: 28)
5. Pengaruh dusta terhadap anggota badan.      
 Dusta menjalar dari hati ke lidah, maka rusaklah pengecap itu, kemudian menjalar ke anggota badan, maka rusaklah amal perbuatannya sebagaimana rusaknya pengecap dlm berbicara. Maka, kalau Allah Ta’ala tak menawarkan kesembuhan dlm kejujuran kepada para pendusta itu. Sehingga semakin rusaklah mereka & menjerumuskan mereka ke arah kehancuran. Rasulullah  bersabda, ”Sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada kebajikan, sedangkan dusta menuntun kepada kedurhakaan.” (Muttafaq ‘alaih).
Itulah sebagian kecil dari akhir buruk dusta yang semuanya merupakan akhir yang terasa di dunia, & di sisi Allah jawaban bagi pendusta lebih dahsyat & mengerikan. Jelaslah bahwa para pendusta akan berjalan di atas jalan yang menuju neraka, lantaran dgn berdusta berarti ia akan membuka banyak sekali pintu keburukan lainnya.
SOLUSI UNTUK MENGOBATI
Pembaca yang mulia, sangat penting bagi kita semua memperhatikan ancaman dusta, sehingga takut utk melakukannya. Adapun cara utk menghindar darinya antara lain:
1. Tidak bergaul dgn para pendusta & mencari sobat yang shaleh lagi jujur.
2. Mempunyai keyakinan yang mantap akan ancaman yang ditimbulkannya baik di dunia maupun di akhirat.
3. Melatih hati & verbal utk selalu berkata & berbuat jujur.
4. Selalu aktif mengkaji Al-Qur’an & mengamalkannya.
Semoga Allah menganugerahkan kejujuran kepada kita semua dlm ucapan maupun perbuatan.

0 Response to "Haramnya Berbohong (Dusta) Ancaman Bagi Kaum Muslimin"

Post a Comment