12 Resiko Jelek Hamil Diluar Nikah Yang Dapat Dialami Wanita

 Pergaulan bebas memang sangat beresiko menciptakan perempuan terjebak pada gaya pacaran yang sal 12 Resiko Buruk Hamil Diluar Nikah Yang Bisa Dialami Wanita

Pergaulan bebas memang sangat beresiko menciptakan perempuan terjebak pada gaya pacaran yang salah. Banyak yang menjadi korban nafsu para laki-laki lantaran kebebasan tersebut. Hingga jadinya terlanjur menjalani gaya hidup seks bebas yang menciptakan perempuan hamil duluan diluar pernikahan.

Setelah itu terjadi tentu saja perempuan akan mencicipi tekanan sendiri atas kondisinya. Belum lagi resiko yang harus dihadapi dan segala kemungkinan jelek yang bisa saja terjadi. Dan inilah resiko jelek jikalau perempuan hamil duluan.

1. Belum tentu laki-laki akan tanggung jawab untuk menikahi

Meskipun terperinci siapa yang mengakibatkan kehamilan, bahkan ada akad dari laki-laki untuk menikahi, belum tentu ijab kabul akan benar-benar terjadi. Sebab bisa saja akad yang sudah disampaikan dulu, hanya untuk meyakinkan perempuan semoga mau menyerahkan segalanya lebih dulu. Setelah hamil, laki-laki bisa saja menentukan tidak bertanggung jawab. Kemungkinan terburuk laki-laki menentukan kabur tanpa bisa diketahui kejelasannya. Atau dengan cara licik lain semoga tidak harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Sebab sebelumnya, laki-laki tidak sepenuhnya ingin semua itu terjadi. Pria hanya menuruti nafsu semata tanpa berpikir panjang dampak yang akan terjadi. Resiko ini tetap bisa terjadi meskipun sebelumnya laki-laki tampak memperlihatkan kasih sayang berlebihan. Bisa saja hal itu dilakukan lantaran laki-laki masih ingin mendapatkan kesenangan dan kesetiaan dari perempuan yang dimanfaatkanya.

2. Keluarga juga belum tentu mau menerima

Apa jadinya jikalau keluarga tidak menginginkan adanya ijab kabul meskipun sudah terlanjur hamil duluan. Salah satu pihak keluarga menentang keras adanya ijab kabul sehabis itu. Merasa siap menanggung semuanya tapi tetap bersikap tegas untuk tidak menikahkan keduanya. Misalnya saja keluarga dari pihak wanita, lebih menentukan untuk mempermasalahkan hal itu ke meja hijau daripada menikahkan keduanya.

3. Hasrat yang seketika menurun dari laki-laki sehabis menikah

Sejak awal kekerabatan hanya dilakukan untuk menuruti nafsu semata, bisa jadi perempuan yang jadinya menikah dengannya bergotong-royong bukan sosok yang begitu diinginkan. Menjalin kekerabatan hanya lantaran menuruti nafsu tanpa memperhatikan hal lain sebagai tolak ukur dalam menentukan pasangan. Karena sudah terlanjur bosan lebih dulu, ijab kabul bukan awal dari kebahagiaan tapi justru menjadi beban bagi pria. Karena sensasi kesenangan tidak lagi didapatkan tapi justru beban tanggung jawab yang harus ditanggung oleh laki-laki tersebut. Jika saja pada awalnya bergotong-royong tidak yakin untuk menikahi perempuan yang jadi pacarnya, kemungkinan besar pada jadinya merasa kurang berhasrat sehabis menjadi istri sendiri. Sebab selama pacaran, laki-laki hanya bertujuan untuk menuruti nafsu belaka dan tidak menganggap bahwa pacarnya layak untuk dinikahi.

4. Rawan menjadi korban perselingkuhan meskipun laki-laki sudah bersedia menikahi

Sudah terbiasa dengan mengandalkan nafsu dalam menjalani hubungan, pikiran Pria akan didominasi oleh kesenangan semata. Setelah menikah sensasi kesenangan justru dianggap tidak ada lagi, alasannya ialah rasa bosan sudah lebih dulu dirasakan. Hingga akhirnya, besar kemungkinan Pria mencicipi kekosongan dan tidak lagi mencicipi sensasi kesenangan yang dulu pernah dirasakan. Yang kemudian terjadi, tentu saja keinginan untuk mencicipi hal itu lagi meskipun bersama dengan perempuan lain. Pertemuan dengan perempuan lain yang mempunyai potensi, cenderung menciptakan laki-laki dikuasai oleh nafsu dirinya sendiri. Jika tidak tahan, tentu akan mencari kesempatan untuk selingkuh.

5. Kurangnya rasa tanggung jawab dari Pria

Sebelumnya belum merasa siap untuk menikah, sehingga kesiapan diri menjalani kehidupan Rumah tangga belum begitu baik. Dalam masa transisi dari kehidupan bebas menuju kehidupan penuh tanggung jawab, Pria tidak begitu bisa untuk beradaptasi. Hingga sehabis itu, Pria cenderung kurang tanggung jawab dalam posisi sebagai suami. Tidak semua menyerupai itu, tapi kebanyakan perempuan beresiko mengalami hal ini. Pria masih sering menjalani kebiasaan sebagai anak muda, tanpa sadar kalau bergotong-royong sudah harus bertanggung jawab penuh pada keluarga.

6. Resiko bercerai yang sangat besar

Rata-rata mereka yang menikah lantaran hamil duluan, pada jadinya harus bercerai pada akhirnya. Hal ini bisa disebabkan tidak ada kecocokan tapi dipaksakan cocok lantaran hanya dilandasi oleh nafsu semata. Pada fase simpulan masa pacaran, kadang salah satu atau keduanya bergotong-royong sudah ada keinginan untuk mengakhiri hubungan. Sudah sama-sama merasa tidak perlu untuk melanjutkan hubungan. Tapi lantaran ketergantungan terhadap kekerabatan bebas, merasa menyayangkan jikalau kekerabatan berakhir begitu saja. Apalagi ada bayangan tidak rela jikalau pasangan melaksanakan hal itu dengan yang lain sehabis berpisah nanti. Tapi sehabis menikah, kecocokan yang dipaksakan itu jadinya gres mencicipi dampaknya. Didalam ijab kabul sering terjadi konflik yang jadinya menciptakan keduanya menentukan berpisah.

7. Menjadi topipembicaraan banyak orang

Sudah niscaya pada awalnya akan menjadi topipembicaraan banyak orang lantaran kasus tersebut, apalagi jikalau ijab kabul tidak hingga terjadi. Akan ada saatnya omongan itu mereda suatu ketika nanti. Tapi suatu ketika hal itu bisa terangkat kembali dan menjadi beban batin tersendiri bagi wanita. Perasaan kurang nyaman terutama ketika bepergian keluar. Seperti harus selalu menanggung turunnya harga diri lantaran kasus tersebut.

8. Identitas anak

Banyak kasus “pemalsuan” identitas anak lantaran hamil diluar nikah. Hingga jadinya identitas anak seolah menjadi adik dari ibu kandungnya sendiri secara biologis. Ini ialah resiko yang bergotong-royong bisa menjadi dilema untuk jangka panjang. Apalagi jikalau hingga tidak ada ijab kabul atau kemudian mengalami perceraian. Data yang salah ini akan menciptakan riwayat perempuan akan selalu terbongkar suatu ketika nanti dihadapan suami barunya.

9. Depresi lantaran tekanan

Tidak gampang melalui hal ini bagi perempuan terutama jikalau sebelumnya dianggap sebagai perempuan panutan atau pola bagi orang lain. Seketika akan down lantaran merasa dikucilkan masyarakat, jadi materi omongan, bikin aib keluarga, apalagi laki-laki tidak tanggung jawab. Ditambah dengan tekanan dari banyak sekali pihak bisa menciptakan perempuan depresi lantaran hal ini. Mungkin jikalau membayangkan saja tidak begitu berat, tapi ketika mengalami akan benar-benar merasa tertekan.

10. Belum tentu laki-laki yakin bahwa itu anaknya secara biologis

Resiko lain yang akan dihadapi perempuan ialah ketika laki-laki ragu bahwa itu anaknya. Meskipun keraguan itu hanya dipendam sendiri, tetap akan memperlihatkan dampak jelek terhadap ketulusan laki-laki dalam merawat anak tersebut. Apalagi jikalau sehabis lahir tidak ada kemiripan antara laki-laki dengan anak tersebut. Ini juga akan menjadi resiko yang mempengaruhi cara berpikir laki-laki nantinya. Apalagi jikalau semenjak awal sudah ragu terhadap hal itu, Pria bisa saja mencari banyak alasan semoga bisa menghindar.

11. Dikucilkan hingga diusir secara halus dari wilayahnya

Bagi wilayah tertentu yang menganggap hal itu sebagai kasus paling memalukan, bisa saja banyak pihak yang meminta pihak perempuan untuk meninggalkan wilayah tersebut. Dianggap bikin aib lingkungan jadinya muncul provokator yang mempengaruhi banyak orang. Hingga terpaksa perempuan diungsikan serta menanggung beban kehidupan kedepan baik sendiri atau dengan laki-laki yang menghamilinya.

12. Kehilangan masa depan dan cita-cita

Jangankan masih pelajar, yang sedang meniti karir pun bisa kehilangan semuanya. Bahkan besar kemungkinan diberhentikan secara tidak hormat ketika gres memulai meniti karir. Hal ini terperinci sekali berbeda dengan istilah curi hamil lantaran kebijakan memperbolehkan hal itu. Tapi tentu saja hal itu bisa dilakukan sesuai prosedur. Itupun bisa dilakukan ketika sudah menikah lebih dulu dengan proses yang wajar.

Itulah resiko hamil diluar nikah bagi wanita. Lebih baik jangan hingga terjadi sebelum menjadi penyesalan dan merubah alur kehidupan yang seharusnya bahagia. Ini ialah takdir, yang bergotong-royong bisa Kita rubah dengan cara kita sendiri.

0 Response to "12 Resiko Jelek Hamil Diluar Nikah Yang Dapat Dialami Wanita"

Post a Comment